Gunjingan dari pihak keluarga suaminya, alias ibu mertua telah membuat perempuan cantik yang berusia 25 tahun itu tidak lagi mau menggunakan akal sehatnya, demi untuk bisa hamil Rianti telah menempuh jalan pintas. Ranti tak ingin dikatakan wanita mandul padahal Rianti sudah banyak datang kepada dokter ahli kandungan dan semua dokter mengatakan bahwa Rianti sangat sehat dan subur, kedua pasangan suami isteri itu adalah pasangan yang tidak mandul, bahkan keturunan dari kedua belah pihak orang tua mereka banyak mempunyai anak.
Mungkin Tuhan belum menghendaki pasangan suami isteri itu untuk mempunyai keturunan, akhirnya jalan pintas telah ditempuh Rianti, dengan mengalahkan logikanya sebagai seorang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan sang suami ikut pula mendukung isterinya untuk menempuh jalan alternatip tersebut dengan mendatangi orang orang pintar alias dukun yang dianggap akan mampu memecahkan persoalan rumah tangga mereka. Demi cinta pada isterinya Anto rela berpayah payahmencari informasi dimana adanya orang pintar yang akan dikunjunginya.
Pada saat makan siang disebuah rumah makan yang sederhana dekat dengan kantornya, sepintas Anto mendengar pembicaraan pemilik rumah makan itu, seorang perempuan setengah baya namun masih nampak kecantikan dan kesintalan tubuhnya. Dari Mbak Retno pemilik rumah makan tersebut Anto akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada orang pintar yang bernama Mbah Barja, karena sang pemilik rumah makan sering mengunjungi Mbah Barja untuk mendapatkan sesuatu agar rumah makannya tetap selalu laris.
Maka berangkatlah pasangan suami isteri tersebut menuju sebuah dusun yang sangat terpencil yang jauh dari keramaian ibu kota, yaitu sebuah dusun bernama tengger yang ditempuh dalam waktu hampir lima jam dengan kendaraan roda empat. Dengan mengendarai mobil pribadi, Setelah tanya sana sini akhirnya Anto dan Rianti sampai juga pada sebuah rumah yang sangat sederhana bentuk bangunannya terbuat dari dinding papan dan agak jauh dari desa tengger sendiri. Rumah dukun tersebut menyendiri terpencil dan jauh dari rumah para penduduk setempat.
Rumah mbah barja terletak dibawah rimbunan pohon bambu betung namun tampak bersih dan rapih jauh dari kesan yang menyeramkan. Lalu pasangan suami isteri itu langsung disambut oleh mbah barja sendiri, karena memang lelaki itu hanya tinggal sendirian dirumah yang ditempatinya. Mbah Barja berusia 50 tahun masih nampak sehat dan kekar dengan postur tubuhnya yang tinggi besar bahkan orang tak akan menyangka kalau mbah barja telah berusia 50 tahun. Lelaki tua itu masih nampak seerti berumur 40 tahunan. Dengan hanya memakai celana komprang hitam bertelanjang dada, mbah barja mempersilahkan Anto untuk masuk kedalam rumahnya sambil memandang pada Rianti. Pada saat mbah barja menatap Rianti, perasaan isteri Anto yang cantik itu serasa terhanyut terbuai oleh alunan gelombang laut dan gairah birahi kewanitaannya serasa ada sesuatu yang menggelitik sekujur tubuhnya.Namun perasaan itu hanya sebentar saja seperti didalam mimpi.
Sebelum Anto menceritakan niat dan tujuan kedatangan mereka, mbah barja telah lebih dahulu berbicara, “ Tentu kalian datang kemari hanya untuk berobat agar mempunyai anak “ bukankah begitu Mas.
Ya benar mbah jawab Rianti penuh semangat
Mbah koq tau ya kalau tujuan kami kesini untuk itu sambung Anto
Mbah barja hanya tertawa kecil seraya berkata : “ perkara itu perkara mudah” asalkan kalian mau memenuhi syarat syaratnya yang kuminta, sebagai sarana pengobatannya.
“Apa itu syaratnya mbah jawab Anto dan Rianti berbarengan”.
Lalu mbah barja dengan memejamkan matanya bicara seperti orang yang berbisik namun jelas dapat didengar oleh Anto dan Rianti.
Pertama kalian sediakan minyak wangi kemala dan kain hitam tipis dua meter, dan untuk selanjut saya akan memeriksa dulu mas Anto, mungkin ada sesuatu yang jadi penghalang dari dalam tubuhmu. Dengan memegang telapak tangan Anto mbah barja berkemak kemik membaca mantra. Tiba tiba saja Anto menjerit, sekujur tubuhnya seperti kepanasan seperti tersiram air panas. Kemudian mbah barja berkata bahwa didalam tubuh Anto tidak ada gangguan apa pun dan juga tidak dari gangguan makhluk halus.
Ketika tiba pada giliran isterinya Rianti, tiba tiba saja Rianti tertawa ngikik seperti kuda liar, dengan tubuh bergetar berkejat kejat Rianti tertawa tanpa henti. Dalam perasaan Rianti diliang vaginanya seperti ada yang menggelitik, saking tak dapat menahan nikmatnya hingga isteri Anto itu tertawa terkikik menahan rasa geli yang aneh. Lalu kemudian mbah barja bicara perlahan dan dengan jelas dapat didengar oleh Anto. “ mas isteri mu ada sesuatu yang mengganggu dari dalam tubuhnya yang tidak nampak oleh kasat mata, hanya dapat dirasakan melalui netra batin, lalu mbah barja memandang pada isterinya sambil berkata :
Bagaimana bu apa yang ibu rasakan tadi, Rianti tak dapat menjawab hanya tertunduk diam bercampur rasa jengah. Nah untuk itu, ibu harus menetap tinggal disini beberapa hari, kata mbah barja, dan itu kalau suami ibu tidak keberatan, “mas Anto cepat carikan minyak wangi yang saya pesan itu sebagai syaratnya, lagi pula barang itu agak sulit didapat, keciali hanya banyak dijual di toko minyak wangi orang orang arab dikota. Anto belum memberikan jawaban saat mbah barja sudah masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu. Dan tak berapa lama mbah barja telah kembali kehadapan mereka dengan membawa dua mangkuk minuman Nah.. mas Anto dan isterinya silahkan diminum dulu jamu buatan saya biar tubuh kalian tidak terasa capek setelah perjalanan jauh.
Kemudian pasangan suami isteri itu meminum jamu pemberian mbah barja, tak berapa lama perasaan Anto bagaikan orang tidak mempunyai perasaan susah ataupun sedih, Anto selalu merasa enjoy seperti orang yang dimabuk ganja. Dan setiap pertanyaan mbah barja selalu dijawab ya dan ya, tanpa ada bantahan. Lain lagi halnya dengan Rianti perasaannya diliputi dengan rasa sangat menyukai pada lelaki tua itu, didalam perasaannya selalu berandai andai, andaikan suaminya seperti mbah barja ini, bertubuh kekar dan gempal dengan kulit kehitaman, dan dalam pandangan Rianti mbah barja semakin Nampak macho hingga menggelitik birahi kewanitaannya.
Tiba tiba mbah barja berbisik pada Anto, mas isterinya mas akan saya mulai dengan pengobatan awal dulu ya, dan Anto pun mengangguk setuju, mbah barja lalu menggandeng lengan Rianti diajak masuk kedalam kamar yang biasa dipakai oleh mbah barja untuk mengobati pasiennya. Perasaan Rianti campur aduk antara penasaran dan senang. Begitu hebatnya dukun ini pikir Rianti, namun ia begitu sangat senang akan bisa punya anak setelah berobat pada orang tua ini.
Setelah keduanya berada didalam kamar, mbah barja lalu mendudukkan Rianti disebuah kursi yang tanpa sandaran, dari arah belakang mbah barja berbisik ditelinga Rianti. “ Apa ibu sudah siap untuk menjalani syarat syaratnya seperti yang kita sepakati”
“ Ya ya ya mbah…ka ka kalau itu sebagai jalannya “ jawab Rianti dengan sedikit gagap
“ ibu sudah kepingin sekali khan punya anak” Ya mbaah, makanya kami datang kesini
Bisikan mbah barja ditelinga Rianti terasa begitu mesra dan hangat, karena sambil berbisik mbah barja menggigit kecil daun telinga ibu muda itu, dan batang kejantanan mbah barja serasa membesar dan panjang dalam celana komprangnya menggesek gesek punggung Rianti. Perempuan cantik itu tanpa sadar mulai mendesah nikmat, ketika dengan kedua telapak tangannya yang berjari jari besar, mbah barja meremas lembut kedua bukit kembar Rianti.
Isteri Anto semakin mandah saja ketika mbah barja meloloskan pakaian atasnya, maka nampaklah buah dada Rianti yang mulai mengeras dengan kedua putingnya dari balik kutang yang berwarna hitam, dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dengan dengus nafas penuh birahi mbah barja menjilati leher jenjangnya sambil meremas remas susu Rianti yang masih mengkal yang belum pernah menyusui anak itu. “ Ooooh mmmmbah agggh “ Rianti melenguh nikmat saat kedua puting susunya dipelitir jari bah barja, tersembulah keluar bukit indah itu setelah penutup puncak bukitnya ketika pengaitnya dilepas mbah barja, dengan lincah lidah mbah barja menjilati kedua putingnya, dan dengan sedikit gemes dengan deru nafas yang memburu, mbah barja menggigit kelembutan susu yang masih padat itu. “Uuugh mbah bah”, Rianti semakin diamuk birahi ketika mbah barja membaringkannya diranjang jati sambil memelorotkan celana dalam perempuan cantik itu yang mulai basah oleh cairan kewanitaannya.
Rianti menjerit nikmat saat jari tengah mbah barja yang besar dan kasar itu menerobos masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan berirama lembut mengorek ngorek jari mbah barja keluar masuk diliang vagina Rianti, “ Aduh mbah koq gini rasanya mbaaaah ampuuuun”.
“ Kenapa bu…enak apa enak, ayo bilang
“ Ouugh eeeeenaknya mbaaah” tapi sedikit nyeri.
“ Ya ini baru jari saya bu… memang dasarnya memek ibu yang masih sempit karena belum punya anak, jadi sedikit sakit, Tapi suka khan buuu.
“ Bukan itu tu tu mbah, jari mbah besar sekali rasanya…. Agggghhh mbah memang enaaaak.
Nanti ibu tak kasih yang enak lagi, Nieh rasakan ya…., dengan meremas lembut susu Rianti yang kian mengeras putingnya, mbah barja langsung menjilati liang vagina yang terasa begitu wangi saat mbah barja mengendusnya, wangi khas wanita yang mulai dilanda birahi , tubuh ibu muda itu bergetar berkejat kejat ketika dengan rakus mbah barja mengisap isap klitorisnya seperti mengisap permen karet.
Dan tanpa sadar Rianti meraih sesuatu pada selangkangan mbah barja, tangannya gemetar saat menyentuh batang kejantanan mbah barja yang masih tersembunyi didalam celana komprangnya. Begitu menakjubkan penis lelaki tua itu terasa panjang dan besar sekali dalam genggamannya.
“ Ibu suka ya dengan yang besar panjang ? “ Ayo bilang aja gak usah malu “
Gak tau mbaaah… saya takut eh gimana ya, punya suami saya gak segini besarnya, ini empat kali lipat dari punya mas Anto Mbah, dengan gemasnya Rianti meremas batang kejantanan mbah barja. Rianti mulai diliputi rasa gairah tinggi saat menyentuh batang kejantanan milik lelaki tua itu dari luar celana komprangnya.
“ Ouuuugh gitu ya mbaaaaaah heeessssss, Rianti melenguh panjang saat isapan mbah barja pada klotrisnya sangat kuat dan liar seraya menggit lembut daging lebih itu.
Jari tengah mbah barja lalu mengobok obok liang vaginanya, dan tanpa sadar bagai orang kesurupan Rianti menjerit histeris menahan nikmat “ Agggggh uuuh ampuuuuun mbah “,dengan kepala menggeleng kekanan kekiri dengan biji mata terbeliak keatas Rianti akan mulai mencapai puncak orgasmenya yang pertama. Namun dengan tiba mbah barja menghentikan kocokannya pada liang vagina yang hendak meledak itu.
“ Ouugh mbah kenapa berhenti mbaaaaah, terus terus mbah tolooong mbah diterusin “
Rianti merengek rengek pada mbah barja karena pada saat dipuncak klimaksnya mbah barja menghentikan aksinya mengeksplorasi tubuh sintal ibu muda itu. Rianti bagai orang kesurupan disaat kenikmatannya tertunda. Disaat Rianti mengerang kecewa, sesuatu yang hangat menyentuh bibir sensualnya, rupanya mbah barja telah melorotkan celana komprangnya maka nampaklah batang kejantanannya yang hitam besar yang langsung ditempelkan ke bibir Rianti. Puncak birahi yang tertunda itu telah membuat Rianti tanpa merasa jijik lagi menjilati penis mbah barja, dan dengan rakusnya Rianti mengisap batang kejantanan lelaki tua itu.
“ Ya ya terussss bu, terus iseeep, Ooooh ibu pinter pinteeerteunaaan“ sambil meremas susu ibu muda itu, mbah barja mengerang nikmat dengan kepala tengadah kelangit langit kamar. Gejolah darah Rianti serasa menyentak ubun ubunnya, batang kejantanan yang berada dalam mulutnya itu walau tidak bisa ditelan semua membuat birahinya kian memuncak.
Tubuhnya serasa bergetar hebat kewalahan saat menerima kenikmatan mengisap penis mbah barja, rasanya panas penis itu didalam mulutnya, dan batang kejantanan mbah barja semakin nampak membesar dan panjang dalam genggamannya nampak begitu perkasa. Rianti sudah tidak sabar lagi segera disetubuhi, tanpa rasa malu malu akhirnyaRianti merengek dengan mata sayu mengundang birahi, Rianti lalu semakin melebarkan kedua kakinya. Mbah barja cukup mengerti dan pengalaman dalam hal menundukkan birahi liar setiap perempuan yang akan meledak dipuncaknya. Namun mbah barja punya tujuan lain terhadap pasiennya yang satu ini, selain wanita ini cantik bertubuh molek juga memiliki sesuatu yang sangat berharga didalam tubuhnya, sesuatu yang akan menambah ilmu kesaktiannya, bila dapat dipersembahkan pada makhluk halus piaraannya yang juga sebagai gurunya. Maka untuk itu mbah barja akan membuat Rianti pasrah dan menurut pada kehendak dan tujuannya. Isteri Anto yang cantik itu akan dibuatnya tergila gila dengan permainan nafsu birahinya. Dengan lembut mbah barja berbisik ditelinga Rianti :
“ Aku akan memberikan kenikmatan kepadamu wahai budak nafsuku bisik hati dukun itu, “ dan nikmatilah sekarang nyonya cantik”. Lalu dengan liar dan buas mbah barja menjilati liang vagina Rianti dengan mendekap erat kedua bongkahan pantatnya yang indah itu. Ibu muda itu menjerit nikmat disenja hari disaat mata hari hendak terbenam. Rianti meracau tak karuan ketika lidah mbah barja serasa panjang bercabang dan bergerigi menusuk nusuk sampai kedasar mulut rahimnya. “ Ouuuugh ya yaaa terus teruuuus mbah ampun mbah, tubuh Rianti melengkung keatas dengan berkejat kejat bagaikan penari erotis, kedua tangannya dengan erat memegang kepala mbah barja untuk semakin dalam dibenamkan diselangkangannya. Rambutnya yang panjang sepinggang sampai terlepas dari sanggulnya, awut awutan namun semakin nampak menggairahkan dalam pandangan dukun tua itu, jeritan histeris ibu muda yang mencapai dipuncak birahinya begitu indah menggeletar berkejat kejat. Akhirnya Rianti mendapatkan juga kenikmatan yang tertunda tadi, tubuhnya serasa luluh lantak didera pusaran badai birahi, kenikmatan itu hanya didapatnya dengan keistimewaan lidah mbah barja yang dapat memanjang dan bercabang bagaikan lidah ular phyton. Ibu muda dalam keadaan lemas saat melepas puncak birahinya, namun mbah barja ingin memberikan kesan pelajaran berharga kepada Rianti, lalu dukun itu mengocok ngocok batang penisnya, dan disaat hendak meledak lahar panasnya, mbah barja mendekatkan batang kejantanannya pada mulut Rianti, “ Ayo buuu minum ini pejuhku” dengan sedikit memaksa mbah barja mengangkat kepala ibu muda itu, lalu semburan sperma lelaki tua itu memenuhi rongga mulut Rianti.
“ Ayo buuu…telan semuanya ini obatnya” ibu muda itu bagai orang kehausan saat menelan pejuh mbah barja, dan ia rasakan seperti rasa telur setengah masak yang dicampur madu. Rianti baru kali ini menelan sperma laki laki, namun karena gairah birahi, semuanya itu tidak membuat ia menjadi jijik, bahkan ia rasakan seperti membangkitkan kembali nafsu birahinya.
Prosesi pengobatan pertama telah membawa dampak yang menakjubkan dalam jiwa Rianti, hingga ia berangan angan untuk minta selalu disetubuhi oleh mbah barja saat itu juga. Begitu memukau dan menakjubkan kenikmatan yang telah diterimanya. Sementara mbah barja masih menanti saat yang tepat untuk menyetubuhi perempuan cantik itu dengan sempurna. Ketika alam sadarnya menyentuh simpul syaraf dibenaknya, Rianti seperti bertanya tanya dalam hati, Oh apa yang baru kulakukan tadi, bayangan dirinya yang dikerjai oleh mbah barja seperti hilang timbul dalam ingatannya. Rianti masih ingat sewaktu ia dibawa masuk oleh dukun itu kedalam kamar, setelah itu ada sesuatu yang menjalari didalam tubuhnya, suatu gairah nafsu birahi yang tak dapat terbendung dan begitu sangat menggebu gebu, sampai sampai ia rela mengoral penis besar dukun itu dan juga menelan pejuhnya. Padahal terhadap suaminya tidak pernah ia lakukan itu, maka dalam hatinya timbul rasa heran dan juga penasaran, apakah dirinya telah menjadi perempuan yang binal, dan bukan lagi sebagai isteri yang setia setelah berjumpa dengan mbah barja dukun perkasa ini.
Dengan rasa cemas Rianti merapikan pakaiannya, ia tau suaminya sedang berada diruang tamu menunggunya, Rianti tak ingin suaminya tahu apa yang telah ia perbuat bersama mbah barja saat berada didalam kamar tadi. namun rasa cemas itu menjadi sirna seketika. Lalu mbah barja berbicara pada Rianti sambil mencium bibirnya dengan meremas buah dadanya. Jangan kuatir… suami ibu tertidur nyenyak saat kita berada dikamar ini. Dan memang begitu keadaannya disaat Rianti keluar dari kamar mbah barja, nampak suaminya tertidur nyenyak di kursi bamboo yang ada diruang tamu. Anto tidak merasakan apa apa sama sekali, bahkan ia tidak tahu menahu, ketika didalam kamar sang dukun itu, isterinya dalam cengkraman gairah liar menapaki jejak birahi yang menakjubkan naluri kewanitaanya.
Anto hanya ingat bahwa isterinya sedang diobati oleh dukun tua itu dan masuk kedalam bilik. Samar samar Anto mendengar percakapan isterinya dengan mbah barja didalam kamar lalu ia tertidur, yang kemudian ia terbangun karena suara obrolan mereka seperti sudah begitu akrabnya ketika telah berada diruangan tamu.
“ bagaimana mbah apa sudah selesai “ kata anto
“ Sudah mas” jawab Rianti, proses pengobatannya gak lama koq mas.
“ Ya sudah selesai proses awal pengobatan “ jawab mbah barja, dan tinggal kesedian isteri mas Anto sendiri, apakah isteri mas mau tinggal beberapa hari digubuk saya ini untuk kelanjutan pengobatannya. Jantung Rianti semakin berdebar debar tak karuan saat mbah barja bicara kepada suaminya.
“ Gimana Rianti apakah kamu bersedia sementara untuk tinggal ditempat yang sunyi ini “
Lidah Rianti serasa kelu untuk menjawab pertanyaan suaminya, lalu mbah barja berkata pada Rianti, “ Ibu boleh tinggal ditempat ini dalam rangka pengobatan selanjutnya “mbah barja menatap pada matanya Rianti, tiba tiba saja sekujur tubuh ibu muda itu bergetar seperti melayang kealam tanpa rasa, lalu bayangan kemesraan antara dirinya dengan mbah barja yang barusan terjadi teringat kembali dibenaknya. Gairahnya yang liar tadi bersama mbah barja semakin memacu libidonya. Dan badai kenikmatan berahi itu belum sempurna ia terima, ibu muda itu menuntut untuk segera dituntaskan badai birahinya.
“ Ya mbaaah” saya mau tinggal ditempat ini, dengan suara manja sedikit genit
Rianti menjawab pertanyaan dukun itu. dan juga bagaimana dengan suami saya mbaaah. “ Oh Suami ibu biar pulang dulu untuk menyediakan persyaratan yang saya minta itu ”, dan besok mas anto harus datang lagi dengan membawa minyak kemala dan kain hitam. Lalu setelah usai Maghrib Anto pun meninggalkan isterinya didusun tengger untuk kembali keJakarta.
Malam semakin larut dan dingin saat Rianti tinggal dirumah dukun itu, malam itu adalah malam badai birahi, didalam dekapan mbah barja Rianti berkali kali mengalami orgasme saat mendakinya, meski belum disetubuhi secara utuh dan sempurna oleh dukun tua itu. Dalam keadaan keduanya telanjang bulat sambil berdiri mbah barja menggesek gesekan batang kejantanannya pada belahan bongkahan pantat bahenol Rianti, dengan tangan kirinya mbah baraja meremas membelai susu mengkal ibu muda itu, dan tangannya yang satu mengorek ngorek liang vagina Rianti yang masih sempit, dengan dengus nafasnya yang memburu lidah mbah barja menelusuri leher jenjang perempuan cantik itu, Desahan nikmat yang keluar dari mulut Rianti tak henti hentinya melenguh seperti suara ular yang mendesis “ Ooohh hesssss mbah ampuuuuuuun enaknya mbaaaaaaaaaaaaaah, ampuuuuun mbah aku gak tahaaaaaaaan mbah, setubuhi aaaaaku mbah. Batang kejantanan mbah barja dirasakan Rianti begitu terasa panas membelai bongkahan pantatnya, dan pilinan jari lelaki tua itu pada putting susunya semakin membuat sukmanya melambung keawang awang, jari tengah mbah barja dengan sangat gencar mengobok obok liang vaginanya hingga melelehkan cairan kewanitaannya, ibu muda itu akhirnya mencapai puncak kenikmatannya yang pertama, dengan tubuh berkejat kejat menggeletar dalam dekapan tubuh kekar mbah barja didalam posisi keadaan berdiri, “
Yaaaach houuus ampuuuuun mbah, enaaaaaaaak enaaaaak zzzz zuuuudah mbaaah ampun”, tubuh ibu muda itu melengkung kebelakang sehingga buah dadanya kian membusung. Namun mbah barja tak memperdulikan rintihan Rianti, dengan sedikit merubah posisi dari berdiri, mbah barja membungkukan punggung perempuan itu ke arah tempat tidur jati, dan posisi Rianti kini dalam keadaan menungging, sebelum puncak klimaksnya selesai, dengan buasnya mbah barja menjilati liang vagina serta lubang anus ibu muda itu. Suara rintihan nikmat dengan racauan tak karuan Rianti menjerit histeris saat menerima kenikmatan birahi liar dari lelaki tua itu, sekujur tubuhnya berkejat kejat menggeletar ketika lidah panjang mbah barja semakin dalam menusuk nusuk kedalam liang vaginanya.
“ Ouuughhhh ampuuun mbah jangan siksa aku”, setubuhilah aku sekarang mbaaaah, tiba tiba tubuhnya menggelosor terjerembab keatas kasur, Rianti bagai orang kesurupan saat menjemput orgasme keduanya, liang vagina ibu muda itu semakin meleleh dengan cairan yang merembes dari dindingnya vagina yang masih sempit itu berkedut kedut didera nikmat seperti pantat ayam yang hendak bertelur.
Mbah barja tetap saja tak perduli dengan keadaan perempuan cantik itu yang sedang mengalami sekarat didera kenikmatan puncaknya, lalu ditelentangkan tubuh molek itu, dengan buas dan liar, mbah barja lalu menyusu pada putting yang indah milik ibu muda. menghisapnya, menggigit gigit dengan gemasnya, “ Oooh bu tetek ibu masih mengkel”, indah sekali tetek ranum ini, Nieh bu rasakan nikmatnya…aku tak nyusuu ya bu. kedua kaki Rianti lalu dibuka lebar, dengan perlahan dan pasti, mbah barja, menggesek gesekan kepala penisnya yang besar pada belahan vagina perempuan cantik itu, kenikmatan demi kenikmatan telah membuat Rianti semakin berkelojotan dibakar gairah. Panasnya gesekan penis mbah barja disertai isapan permainan lidah dukun itu pada kedua susunya, kian membuat Rianti meracau tak karuan. Keduannya semakin liar, meremas memilin, dan saling berdekapan erat sampai nafas keduanya ngos ngosan. “ Ayo mbaaaaah masukin dong mbah”, jangan siksa akuuuu mbaaaah, tolong mbah, entot aku sekarang juga mbaaah . “ Oh ho ho sabar toh bu, “Ayo bilang dulu, mana yang enak gesekan kontolku dengan punya suami mu, Ayo bilang buuu gak usah malu. Ouuuug mbaaaah….enak punya mbah, enaaak enaaaak terus ya terus gitu mbah.
“.Gesekan kepala penis mbah barja pada bibir vaginanya membuat Rianti menggeliat berkelojotan bagaikan kuda betina liar yang sedang birahi. Namun mbah barja tetap bertahan untuk tidak memasukan kepala penisnya kedalam liang nikmat perempuan cantik itu, karena belum saatnya untuk menyetubuhinya bila kedua syarat yang diminta belum terpenuhi, yaitu minyak wangi kemala dan selembar kain hitam tipis sebagai simbol perjanjian dari alam kegelapan.
Malam sunyi didusun terpencil itu dipecahkan oleh jeritan histeris Rianti saat ia mendaki puncak birahinya, kenikmatan yang diberikan oleh mbah barja begitu sempurna, hanya dengan jilatan lidah panas serta gesekan penis hangat mbah barja, telah membuat perempuan cantik itu terlempar pada pusaraan badai kenikmatan. Mbah barja bagaikan singa lapar yang sedang mengendus menjilat dan mencakar sebelum menelan mangsanya. Rianti seperti anak kucing yang sedang dimandikan oleh induknya dengan jilatan panas mesra disekujur tubuhnya. Kenikmatan itu akhirnya diraih dengan orgasme secara beruntun dengan tubuh yang berkejat, dan akhirnya Rianti tertidur pulas dalam pelukan mbah barja.
Siang itu cuaca sedikit mendung, namun Anto semakin kencang memacu laju mobilnya agar cepat sampai di rumah mbah barja, dan semua persyaratan yang diminta mbah barja telah ia dapati, tanpa terasa Anto telah memasuki mulut desa tengger, dengan sedikit mengambil jalan pintas akhirnya Anto sampai dirumah dukun tua itu.
Ketika telah bertemu dengan isterinya, Rianti nampak segar bugar dengan wajah berseri seri, dan kecantikannya semakin menarik , dengan penuh manja Rianti menyambut kedatangan sang suami dengan kecupan manisnya. Kepuasan batin Rianti terpancar dari wajah dan gerak geriknya, gejolak birahinya seakan tak pernah padam semenjak ibu muda itu mendapatkan kenikmatan yang begitu dahsyatnya dari mbah barja, dukun tua itu telah merubah segalanya yang membuat Rianti mulai mempunyai sifat sedikit binal yang merasuk kedalam jiwanya.
Setelah minyak wangi dan kain hitam berada ditangan mbah barja, maka segera diadakan prosesi pengobatan isteri Anto selanjutnya, dan malam itu Anto ikut menyaksikan ketika isterinya mulai dipersiapkan oleh mbah barja. Kepulan asap dupa wangi yang menyerap aura mistis, kian membuat Anto seperti berada disuatu tempat yang membawa sukmanya kealam tanpa rasa. Kain hitam tipis telah melilit pada tubuh molek isterinya yang tanpa mengenakan apa apa lagi, tubuh telanjang Rianti begitu transparan dalam lilitan kain hitam itu, dalam pandangan Anto isterinya nampak bagaikan dewi yang turun dari khayangan, begitu memikat membangkitkan birahinya, sungguh merangsang pemandangan itu saat tubuh molek isterinya hanya dililit dengan kain hitam tipis.
Minyak wangi kemala yang ditangan mbah barja, setetes demi setetes dioleskan pada leher jenjang isterinya, dan dengan penuh kelembutan tangan mbah barja melulurkan minyak harum itu dengan posisi membelakangi punggung Rianti, mulut dukun tua itu berkemak kemik membaca mantra, secara perlahan lahan tangan mbah barja mulai menurunkan kain penutup tubuh ibu muda itu hingga nampak bukit susu yang mengkal padat. Saat jari mbah barja mengoles minyak harum pada pundak Rianti, isterinya mulai mendesah, sebab dirasakannya batang kejantanan mbah barja yang mulai mengeras menekan pada belahan pantatnya. Dan memang harus diakui bahwa bentuk tubuh Rianti begitu sempurna, pinggulnya yang ramping, dengan bongkahan pantat yang bulat, kedua payudaranya membusung kedepan, pentil payudaranya mencuat sebesar jari jempol berwarna kecoklatan. Setiap lelaki pasti berkhayal untuk bisa menetek pada putting susunya yang masih seger dan belum pernah menyusui anak.
Keharuman minyak kemala dan asap dupa membuat suasana dikamar semakin jadi romantic, begitu merangsang wewangian itu dalam pencium Anto dan isterinya. Desahan isterinya semakin jelas terdengar oleh Anto saat tangan mbah barja mulai melumuri minyak kemala pada kedua bukit kembar isterinya dengan puting yang mulai mencuat keatas. “ Ouuughhh mbah hees heeeeesssss oh”
Namun mbah barja tidak hanya sekedar memoles, tangan mbah barja juga meremas remas dan membelai kedua susu isterinya, dan Anto ingin protes namun seperti tak punya keberanian untuk menegur mbah barja, justru yang merasuk kedalam pikirannya ia ingin melihat isterinya disetubuhi oleh dukun tua itu, akal sehatnya telah hilang sama sekali yang ada hanyalah perasaan terangsang saat melihat isterinya mendesah nikmat ketika mbah barja meremas buah dada isterinya sambil menjilati leher jenjangnya.
Mbah barja dengan suara serak yang sedang memendam birahi memanggil suami Rianti, “Mas Anto kemarilah… mendekatlah pada isterimu, Anto pun mendekat, setelah dekat pada isterinya mbah barja, berkata pada Rianti sambil menggigit kecil daun telinga perempuan cantik itu. “ Bu pernahkah suami mu melakukan pemanasan, seperti yang kulakukan ini ? “
Rianti menjawab pertanyaan mbah barja dengan mendesah, tubuhnya mulai dirasuki puncak birahi, gesekan penis mbah barja pada bongkahan pantatnya kian mengeras dan remasan tangan dukun tua itu pada payudaranya kian membuat dirinya semakin terangsang.
“ Ti ti tidaaaak pernah mbaaaaah Ouuuh agggh heiiis “
“ Nah mas Anto, isteri mu ngaku sendiri khan”. Makanya malam ini aku akan mengajari mas Anto bagaimana cara memberikan kemesraan birahi pada seorang isteri, dan isterimu akan kuajari juga bagaimana seharusnya untuk melayani suami ditempat tidur. Bagaiman mas Anto apakah bersedia dan rela bila isteri mas Anto saya beri pelajaran malam ini “
“ Eh ee ya mbah “,… Anto bagaikan terpukau oleh ucapan dukun tua itu.
“b bboleh mbah” berilah isteri saya pelajaran yang sempurna. Batin anto berkecamuk antara ya dan tidak, akan tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya begitu lancarnya untuk berkata ya dan ya.
“ Nah bu, dengar apa kata suami ibu sendiri”, saya harus memberikan pelajaran bagaimana seharusnya ibu melayani suami diatas ranjang kemesraan. Ayo bilang pada suamimu, ayo bu gak usah malu malu, desakan birahi telah membuat Rianti kian mengerang nikmat penis besar mbah barja semakin liar menusuk belahan pantatnya, dan terasa memanjang dari dalam balik celana komprangnya. “ Ayo cepat minta izin pada suaminya bu”
Ya ya… mmmbah”, maaaas, izinkan saya diobati ama mbah ya maaaas, Ouuuuh mas aku gak kuat lagi mas, mbah lekas obati aku mbah, duuuh ampuuuuun, Rianti mengerang manja penuh birahi saat mbah barja mulai menjilati putting susunya. Anto semakin terpukau dan takjub, dalam pandangannya isteri tercintanya kian nampak cantik merangsang saat menggelinjang didera nikmat birahi. Pemanasan dukun itu telah membuat isterinya menggeliat dalam dekapan lelaki yang tinggi besar berotot.
Anto bagaikan layang layang putus talinya, pikirannya melayang keawang awang, namun menimbulkan sesuatu yang sangat aneh dalam dirinya, ia begitu terangsang saat melihat isterinya dalam dekapan orang lain, hingga tanpa ia sadari penisnya ikut pula mengeras dibalik celananya. Kain hitam tipis itu telah disingkap oleh mbah barja, maka nampaklah bongkahan indah pantat isterinya yang terus menerus kena gesek oleh penis besar mbah barja yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. “ Mbahhh besar sekali rasanya mbaaaah, oh mbah hangat hangat, teruuuuuus. Anto terpukau dan terpukau tubuh isterinya menggeliat bagai cacing kepanasan dalam dekapan dukun tua itu, belum pernah ia melihat dan mendengar isterinya mengerang demikian itu ketika mereka bercinta, tapi kali ini isterinya telah dibuat terangsang oleh permainan birahi mbah barja.
Rasa minder dan iri timbul dari dalam diri Anto, ia begitu terkesima melihat tonjolan pada selangkangan mbah barja, dan dengan perlahan serta pasti mbah barja mulai melorotkan celana komprang hitamnya, maka menyembul batang kejantanan dukun tua itu yang langsung menampar pantat isterinya sebesar tongkat satpam, melentur berkedut kedut seperti karet. Ooooh… tanpa sadar anto berseru lirih. Isterinya pun mendesah nikmat, “Ooooh mbah hangat sekali mbah mbaaaaah. Mbah barja menampari pantat isterinya dengan penisnya yang besar panjang, klepek klepek, dan juga disorongkan melewati selangkangan isterinya, sampai kepala penis itu muncul didepan bibir vagina Rianti.
Tubuh anto bergetar hingga ia terduduk dikursi yang ada rotan dikamar itu, dan tanpa Anto sadari tangannya mengelus tonjolan penisnya sendiri yang semakin serasa sesak dibalik celananya. Anto membayangkan isterinya akan menjerit kesakitan bila batang kejantanan mbah barja masuk keliang vagina sang isteri tercinta. Penis mbah barja begitu memukau perasaannya jauh lebih besar dan panjang dari pada miliknya, bahkan lima kali lebih besar dari penisnya sendiri. Batang kejantanan mbah barja besar panjang seperti tube pepsodent yang ukuran jumbo, dilingkari dengan urat besar seperti cacing disekitar batangnya.
Isterinya bagaikan kuda betina liar meringkik melenguh, dengan tangan gemetar Rianti melepas lilitan kain hitam lalu perempuan cantik itu membalikan tubuhnya menghadap mbah barja, sungguh pemandangan yang spektakuler, ketika tubuh isterinya membalik, batang kejantanan mbah barja langsung menampar bibir vagina isterinya yang mulai basah, seperti tongkat karet yang lentur, penis besar mbah barja menggesek belahan bibir memek isterinya. “Oooooh mbaaaaaah nikmat nikmaaaaat mbah, terus teruuuuus yeah.
Dengan meremas bongkahan pantat isterinya, mbah barja membenamkan wajahnya kebukit susu isterinya yang mengkal, karena belum pernah menyusui anak, masih begitu ranum dan hangat dengan pentilnya yang mencuat keatas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan sampai membuat Anto meledakan lahar panas membasahi celananya. “Yeaaaaach ouuuup”. Dan tubuhnya jatuh tersandar pada kursi rotan itu, mbah barja sempat melirik pada anto, dan dukun tua itu jadi tahu bahwa anto yang lemah syahwat mengalami ejakulasi dini. Namun penis anto masih tetap mengeras, saat isterinya berkejat kejat nikmat meracau tak karuan, “ Oh mbaaaaah setubuhi aku cepat mbah “ Oh yeees terus enaaaaaak mbah.
Mbah barja mulai menunjukkan kebolehannya untuk mengajari anto, bagaimana seharusnya menjadi lelaki sejati didalam olah asmara. “ Mas anto kita mulai sekarang” Lihat bagaimana saya akan membuat isterimu berkejat kejat dalam pusaran badai birahinya. Mbah barja kemudian mengangkat tubuh isterinya dan dibaringkan diatas ranjang jati. Kemarilah mas Anto akan aku tunjukan padamu pelajaran pertama ini :
Dengan menurut Anto mendekat kepinggir ranjang. Rianti memandang suaminya dengan pandangan mata sayu memendam bara gairah berahi.
“Aahhh, manisnya,”isterimu mas Anto. “sungguh menggairahkan sekali, isterimu adalah perempuan yang slalu dapat membangkitkan gairah setiap lelaki. Mas anto sangat beruntung punya isteri secantik ini, selain cantik isteri mas anto adalah seorang wanita yang punya birahi tinggi, dan tidak pernah puas bila hanya disetubuhi oleh satu lelaki, apa lagi dengan lelaki yang penisnya sangat kecil seperti punya mas anto. Anto hanya dapat mengangguk anggukan kepalanya saja ketika mbah barja membicarakan tentang isterinya yang tersayang.
Mbah barja meraih kaki Rianti dan memutar tubuhnya menyamping sehingga vaginanya mengarah ke sudut ranjang. Sambil menuntun anto mengitari ranjang, mbah barja bertanya dengan lantang, “Apakah kamu pernah mengoral vagina isterimu?”
“Tentu saja tidak!” kata Anto dengan suara yang hampir tercekat””
“ Disitulah letak kenikmatan dan kesenangan seorang perempuan, semua perempuan selalu merindukan liang vaginanya untuk dijilati.” Ujar mbah barja.
Dukun tua itu tersenyum. anto mungkin bukan seorang pecinta sejati, tapi terlihat rasa haus yang tidak dapat ditutupi dalam tatapan mbah barja ketika Anto melihat pada kemaluan isterinya yang mulus tanpa rambut.
“Yah, kamu perlu menjadi seorang pecinta sejati untuk mengoral vagina isterimu. Semua lelaki melakukannya setiap saat akan menyetubuhi isteri isterinya. Naah, Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan isteri kamu untuk menerima penisku dulu. Gampang, bukan ? Ayo pasang mukamu di sana dan mulai jilati bibir vagina isterimu yang cantik semok ini.”
Anto menatap vagina isterinya lalu menyentuh bibir kemaluan itu dengan tangannya. Rianti gemetar saat ia merasakan sentuhan itu. Anto merasakan lembutnya vagina isterinya yang mengeluarkan wangi khas, Rianti selalu rajin membersihkan liang vaginanya, dengan cairan pembersih sari ayu, juga isterinya sangat rajin meminum jamu pewangi vagina merek nyonya meneer.
“Bagus bagus mas anto,” mbah barja memberi semangat sambil mendorong Anto untuk semakin mendekat ke vagina isterinya, “Ayo beri ciuman mesra pada vagina isterimu”
Anto belum pernah berada sedekat ini dengan kemaluan isterinya, bila ia ingin melakukan tugasnya memberi nafkah batin pada isterinya, ia langsung memasukan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.
Wajah mbah barja berada tepat di samping telinganya anto dan berkata, “Cium bibir vagina isterimu, dan Banyak pergunakan lidah… iya terus lakukan, begitu.”
Anto telah memulai tugasnya dan semakin lama terlihat semakin terbiasa.
“Usap klitorisnya dengan ibu jarimu… Jangan hentikan permainan lidahmu. Nah begitu. Permainkan ritme jilatan dan usapanmu,” lanjut mbah barja.
Sementara itu tubuh Rianti tidak dapat menolak efek yang timbul atas apa yang dilakukan suaminya. Lidah anto terasa sangat begitu menakjubkan. Dan ibu jari anto yang menari-nari pada klitorisnya mulai membuahkan hasil yang ditunggu-tunggu oleh dukun tua tersebut. Setelah beberapa saat meneruskan permainan lidah dan jarinya, anto dihadiahi dengan rembesan cairan hangat akibat dari vagina isterinya yang mulai melubrikasi.
Keheningan dalam kamar terpecahkan oleh suara berkecipak basah dari usaha anto mengoral isterinya. Mbah barja mengedipkan mata ke Anto lalu ia berkata
“Masukkan jari tengahmu ke dalam vaginanya, dan Pertemukan ibu jari dan jari tengahmu di antara dinding vaginanya,” perintah mbah barja, dan yang baru saja mbah barja berikan perintah pada Anto akan memberi efek terstimulasinya G-Spot isteri Anto itu.
Anto menuruti perintah mbah barja dan telah membuahkan hasil desahan lirih yang keluar dari mulut isterinya. Mbah barja tersenyum lebar melihat hasil yang sangat memuaskan.
Kemudian dukun tua itu menjamah pantat isterinya sambil mengocok batang kejantanannya, mbah barja terus memberi perintah pada anto.
Mbah barja mendorong Anto ke samping dan isterinya mengeluarkan erangan seakan memprotes perbuatan mbah barja. Namun tidak disangkanya mbah barja langsung berlutut di antara paha isterinya dengan penisnya yang besar berdenyut-denyut eperti monster yang hidup.
“Bagus,bagus mas anto! Vagina isterimu sekarang sudah basah, bahkan boleh dibilang: banjir!”
“Isteri mas anto tidak terbiasa dengan penis sebesar ini. Mungkin kau bisa membantu dengan memasukkannya ke dalam vagina isterimu yang tersayang,” kata mbah barja.
Anto memegang penis besar itu sementara penisnya sendiri sangat kecil. Penis di tangannya terasa hidup bergerak-gerak, bahkan kelihatannya seperti sedang bernafas. Anto dapat merasakan denyutan konstan saat ia memegang penis itu, dan penis mbah barja terasa berat. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari penis itu. “Sekarang arahkan penisku, Mas anto. Nah begitu, dorong masuk kepala penisku ke dalam vagina isterimu.”
Penis itu terlihat sangat besar dibanding vagina isterinya yang kecil. Sudah pasti tidak akan muat. Anto mulai khawatir akan keadaan isterinya. Penis ini sudah pasti akan merobek vaginanya. Belum lagi kepala penis dukun itu masuk sepenuhnya Anto dapat melihat isterinya sudah meringis menahan sakit. Mbah barja mendorong pinggulnya agar penisnya masuk lebih jauh, namun masih saja tertahan dipintu liang sempit itu, kepala penis mbah barja bagaikan kepala jamur dimusim hujan yang sedang mekar.
“Gilaaa,…cek cek mas anto, memek isterimu ini rapat sekali! Sudah jelas dia tidak terbiasa bersanggama dengan penis ukuran pria tulen. Tapi jangan khawatir, dengan bantuan mas Anto sendiri sebagai suami yang sayang isteri, semua pasti akan beres.”
Dalam keheningan kamar itu anto dapat mendengar suara seperti letupan lembut saat kepala penis mbah barja masuk menembus bibir vagina isterinya yang sudah terasa panas membara, dengan tubuh berkejat nikmat bercampur sedikit sakit isterinya melenguh bagai sapi disembelih.
“Oooh aghahh!” Rianti mendesah. “Pelan-pelan, penis mu ini besar sekali mbaaaah. Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri,” kata Rianti lagi.
Pikiran Rianti berpacu dengan nikmat yang menderanya. Ia merasa tubuhnya penuh terisi sesuatu yang panas lembut, padahal baru menerima kepala penisnya saja. Bagaimana mungkin ia dapat menerima seluruh penisnya mbah barja masuk ke dalam tubuhnya. Sudah pasti tidak bisa, pasti bisa bisik hatinya lagi.. terus mbaaaah, Ouuuugh mbah, dorong dikit dikiiiit lagi mbah ya pelan pelan gitu, Oh mas anto enak enaaak penis besar ini rasanya.
Mbah barja merasakan hangatnya dinding vagina ibu muda itu mulai membungkus rapat kepala penisnya. “Mainkan buah dadamu bu, dan nikmatilah pelajaran dariku yang pertama. Pejamkan mata dan dibawa rileks, kendorkan semua ketegangan pada kedua kakimu. “ Naah gitu buu” “ Ooh sungguh pintar isterimu mas anto “ isterimu sudahlah cantik juga sangat cepat menerima pelajaran ini.
Buah zakar dukun tua itu sama besarnya dengan penisnya.
“Beri dia tambahan penis lagi anto,” perintah mbah barja.
Anto menggenggam batang penis mbah barja dan mencoba untuk mendorongnya masuk lebih dalam lagi ke dalam vagina isterinya. Anto dapat mendengar isterinya mengerang menahan sakit bercampur nikmat, namun kebutuhan mbah barja tidak dapat diacuhkan. Ia telah sabar menunggu sejak tadi. Dan dukun itu ingin merasakan buah zakarnya yang besar menampar-nampar pantat ibu muda itu sekarang. Dan malam ini anto akan menyaksikan betapa isterinya menjadi liar bagai kuda betina yang binal saat mendaki puncak kenikmatan yang diberikan oleh dukun itu.
Dengan menaruh seluruh berat badannya ke penisnya, mbah barja mendorong penisnya semakin masuk lagi sekitar 3 cm. lalu mbah barja menarik keluar batang kemaluannya sampai sebatas ujung kepala penisnya lalu menancapkannya masuk lagi lebih sedalam 4 cm. Dicabut lagi dengan perlahan namun pasti semakin membongkar jalan masuk kedasar rahim ibu muda itu.
“Ayo, sudah setengah jalan,” kata mbah barja penuh kepuasan. “Aku tahu ibu pasti bisa,”
Setiap kali mbah barja menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya, anto melihat semakin banyak bagian penis dukun itu yang terbenam masuk vagina isterinya yang sempit tersebut. Ia sudah melepaskan tangannya dari penis mbah barja dan kini hanya terpekur melihat pemandangan itu tepat di depan mukanya. “ Ouuugh Mas Anto..memang enaak teunaan me… memek isterimu ini ”. sempit dan seret, rasanya kontolku diremes remesnya.
Isterinya mendesah berkelojotan setiap kali mbah barja mendorong masuk penis itu, dan pandangan dukun itu melekat pada titik pertemuan antara penisnya dan vagina isterinya. Dan dengan satu dorongan keras yang terakhir, di dalam kamar itu anto dapat mendengar suara buah zakar mbah barja mulai berirama menampar pantat isterinya, hingga isterinya kian mendesah liar “Ohhh mbah rasanya rasanya heuuus” Kenapa bu rasanya. “Ayo bilang pada suamimu, ngaku aja pada suamimu” dan bilang enak rasanya. “ Ya mas enaaaaak rasanya punya si mbaaaah ini. Rianti merasakan batang kejantanan mbah barja berkedut kedut seperti ular hidup diliang vaginanya.
Mbah barja menghela nafas dan menahan gerakannya. Ia membiarkan batang penisnya bermandikan hangatnya dinding vagina tersebut. Dukun itu dapat merasakan dinding vagina ibu muda itu seakan memijat-mijat penisnya seperti jari-jari kecil yang berusaha menarik penis itu masuk lebih dalam lagi.
Dengan menarik leher anto, mbah barja membawa wajah suami Rianti itu mendekati mulut isterinya untuk memerintahkan menciumnya dalam-dalam pada bibir sensualnya. sementara ia terus menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya. Mbah barja sadar bahwa ia sudah menang dalam hal ini, sebagai pelajaran buat anto. Dan anto suka dengan hal seperti ini, sangat suka malah. Sekarang tangan anto membelai rambut isterinya sementara lidah mbah barja bergerilya di dalam mulut isterinya, dan Anto membisikan sesuatu pada isterinya, “ Nikmatilah sayang badai birahimu, aku senang melihat mu disetubuhi mbah barja.
Mbah barja melepaskan ciumannya dari ibu muda itu agar dapat lebih berkonsentrasi pada perempuan yang sedang disetubuhinya. Liang kewanitaan perempuan cantik itu sangat rapat namun tubuhnya sudah melubrikasi demikian banyaknya. Dengan hentakan panjang dan keras mbah barja menggenjot pinggulnya dan setiap kali mendorong penisnya masuk, mbah barja seakan memaksa udara keluar dari paru-paru isterinya. “Homph! Humph! Humph!” Yeeah yeas yes.
Isterinya sudah tidak lagi memberikan perlawanan saat meretas antara sakit dan nikmat, isterinya hanya membiarkan saja mbah barja melakukan tugasnya. Pantat isterinya bergerak-gerak dalam gerakan melingkar kecil yang membuat penis dukun itu menyentuh berbagai bagian dari vaginanya. Bagai seorang penari erotis isterinya menggeliat liar, sekujur tubuhnya bergetar hebat sampai melengkung keatas menjemput hentakan penis dukun itu.
Rianti terus mendesah-desah, sekarang ia mengalami sendiri badai birahi yang melanda dirinya, dan tidak dapat dipungkiri lagi ia sedang menanjak menuju klimaks yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sungguh begitu dahsyat kenikmatan yang sedang diraihnya. Dan Vagina ibu muda itu terasa sangat nikmat sekali berdenyut berdenyut, sehingga mbah barjan juga merasakan sesuatu yang berkumpul di buah zakarnya yang siap untuk meledakan lahar panas dalam sebuah orgasme terhebat, sepanjang petualangannya mbah barja berusaha untuk menahan badai kenikmatan yang akan menderanya. Karena belum saatnya untuk diledakan didalam liang rahim perempuan cantik yang disetubuhinya.
Mbah barja menarik keluar penisnya dengan tiba tiba dari dalam tubuh Rianti, dan anto mendengar isterinya berbisik lemah seperti kecewa, “ Tidak…, jangan berhenti… Aku sudah hampir…” tolooong tolooong teruskan…mbaaaaaah. “ Ayolaaaah mbaaaah.
“Jangan khawatir, bu. ibu akan mendapatkannya dariku nanti sampai ibu minta minta minta ampun untuk terus kusetubuhi, namun saat ini aku masih ingin memberikan pelajaran dulu pada suamimu, agar mas anto menjadi pecinta sejati. Ayo mas anto setubuhi isterimu sekarang. Dengan tergesa gesa anto melepas celananya dengan tubuh bergetar menahan sensasi yang memukaunya saat mbah barja menghentakkan penis besarnya kedalam memek isterinya yang sempit itu. Dan pelajaran pertama itu telah berkesan dalam jiwa anto, sungguh telah menakjubkan sekali pemandangan erotis tarian liar isterinya untuk menggapai puncak birahi.
“Bagus, bagus,” kata mbah barja pada anto sambil ikut menjilati dan mengisap susu ibu muda itu, dan anto mulai mengayunkan penis kecilnya didalam liang vagina isterinya. Terus terus setubuhilah isterimu…ya perlahan lahan dulu, agar tidak cepat keluar pejuhmu. “ Eeeee yaaach aku sudah gak kuat lagi mbah”, tahan dulu mas anto, dan tarik nafas dalam dalam, “ Ooh gaaak bisa mbaaaah..Oooh yeah.. aku keluar mbah. Tubuh anto akhirnya berkejat kejat diatas tubuh isterinya, sementara isterinya mengerang kecewa dengan tubuh menggelinjang liar bagai orang kesurupan karena tak dapat meraih puncak kenikmatan yang tertunda tadi.
“Penis suamimu terlihat kecil sekali, bu. Dengan alat sekecil itu, ibu pasti bermasturbasi untuk mendapatkan kepuasan ya.” Dengan berbisik, Mbah barja bertanya kepada isterinya , “Apakah ibu setiap hari bermasturbasi ?”
“Ayolah mbaaaah setubuhi aku, tolooong mbah, malam ini sepenuhnya aku adalah kekasihmu” Mas anto tidak pernah membuatku mencapai puncak kenikmatan mbah” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Rianti. Dan anto memang menyadari kelemahannya sebagai suami yang tidak bisa memuaskan seorang isteri. Apa lagi untuk berharap dapat punya keturunan yang akan lahir dari rahim isterinya.
Mbah barja pun tersenyum, lalu mendekat dan melumat bibir Rianti,” Udara dingin, di dusun itu, membuat isterinya bercumbu sangat liar dengan lelaki tua perkasa itu. Di mulai dengan ciuman ciuman mesra dari mbah barja, serta rabaan lembut di paha mulus ibu muda itu, jadi semakin menggelepar nikmat.
Tubuh isterinya menampakkan kedua paha mulusnya, serta pangkal pahanya yang melelehkan cairan birahi. Malam suka ria itu Bukan hanya mata suaminya yang melihat, tanpa sepengetahuan anto dan isterinya ada sepasang mata yang merah menyala mengintip, sepasang mata Makhluk tinggi besar berujud manusia kera.
Satu sentuhan jari mbah barja, di selangkangan Rianti, membuatnya mendesah keras. Jari itu terus bermain didalam selangkangannya. Dengan cepat isterinya, menyodorkan buah dadanya yang bulat padat, dengan putting memerah, telah menonjol keras, ke mulut dukun tua itu. “mbah, mau nete ya.. “kata Rianti dengan bernafsu. Mulut mbah barja pun menyedot putting susunya. “ohhh ….. mbah, enak mbah.. enak…” erangnya.
Suara suara erotic Rianti, membuat makhluk berbulu yang mendengar samar samar, membuatnya meraba raba selangkangannya sendiri sambil menggeram lirih.
Mbah barja, masih saja, menjilati dan menyedot buah dada istrinya anto meski ia mendengar raungan halus makhluk kera itu, begitu juga jarinya yang masih terus, merangsang selangkangan ibu muda itu. “Rianti makin melebarkan kakinya, ayo masukan mbah puya punyamu yang besar itu..” pintanya. Dan dukun itu melihat vagina itu, dengan Bibir vagina yang rapat, dan basah yang siap untuk disetubuhi secara sempurna.
Mbah barja sudah mengerti kebiasaan perempuan yang dilanda birahi tinggi. Setelah tubuh Rianti kian menggelepar,mbah barja merenggangkan kedua belah kaki Rianti semakin lebar. Lalu, dengan lidahnya yang panjang, dia menjilati vagina ibu muda itu dengan lembut. “ Isteri Anto melenguh manja, mbaahh.. . enak.. . mbah essss zzz…” erangnya. Dukun itu terus menjilati vagina istrinya. Jari jarinya juga tak tinggal diam, jari itu bergerak memasuki liang vagina istri tercintanya maju dan mundur, bergetar lembut, membuat Rianti, semakin mendesah desah, menuju puncak birahinya. Lidah mbah barja bermain di klitorisnya, sedang jarinya terus melocok liang vaginanya yang semakin basah.
” Aahhssss …. Mbah”, aku udah gak kuat … aghhh” erangannya semakin mendekati fase orgasme. Jilatan mbah barja semakin liar bagai lidah ular, tubuh Rianti pun bergetar, mengejang, satu lagi erangan yang panjang membawanya ke puncak kenikmatan.
Saat, ibu muda itu masih terbaring lemas, Mbah barja mengelus penisnya yang tampak sudah tegang. Tanpa perlu komando, isterinya anto segera membelai belai penis dukun itu, menjilati ujung penisnya yang tegang, membuat mbah barja mengerang nikmat. Rianti mengulum kepala penis itu, dengan nafsu. Rupanya pengalaman perempuan cantik itu dimalam kemarin telah membuatnya semakin binal bagai kuda betina yang sedang birahi untuk mencapai kenikmatannya.
Kepala Rianti, bergerak, maju mundur, penis besar itu mendapat kenikmatan yang tinggi. “oh.. sayang… ohh…” erang mbah barja. Permainan mu indah lonte cantik,” dukun itu meracau nikmat, hebat sungguh hebat, hingga mampu membuat mbah barja melepas benihnya di mulut ibu muda itu. Tak satu tetes pun yang lepas dari mulut Rianti, semuanya tertelan habis. Dan Anto semakin terpukau melihat pertunjukan isterinya yang begitu binal.
Kini mereka berbaring bersama, Rianti terus saja menciumi tubuh kekar mbah barja. Mereka bercumbu kembali, sampai penis besar dukun itu siap untuk permainan babak berikutnya. Dengan sabar anto melihat isterinya membelai penis besar itu, anto begitu terpukau oleh kebinalan isteri tercintanya untuk bisa membangkitkan gairah mbah barja sebagai pejantan tua yang tangguh.
Kembali Rianti, membuka lebar kakinya, memperlihatkan vagina indah miliknya. Mbah barja sudah siap, dengan penisnya yang menegang , tepat di depan pintu vagina isterinya. Perlahan penis itu masuk membelah bibir vagina Rini. ” oh tekan … terus mbaaah ohhh” erang ibu muda itu.
Dorongan, demi dorongan, dari penis dukun itu yang kian membesar menegang, cukup membawa kenikmatan bagi isterinya.
Pantat indahnya ikut bergoyang, selaras dengan goyangan pinggul mbah barja. Penis besar panjang itu terus bergerak keluar masuk, di iringi desah desah erotis dari bibir indah isterinya. Walau udara dingin, tapi peluh tampak membasahi dahi mbah barja yang bertahan perkasa diatas tubuh isterinya.
Sebentar saja, Mbah barja telah membawa isterinya anto ke puncak birahi. Pijatan melintir jari dukun itu pada susu Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti seakan meledak ledak, hentakan penis besar itu semakin deras menghujam kedasar rahimnya.
Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan. “Ibu.. ibu.. suka … kamu suka ini..kontol besar” ujar mbah barja. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat Rianti
. “Oh enaaaknya mbah” jeritnya. Dukun itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh isteri tersayang anto terguncang keras. Rianti menjerit nikmat, vaginanya mulai terbiasa dengan penis besar itu.
Dan Mbah barja terlihat jelas, sangat menikmati tubuh ibu muda itu. Dia terus mengoyangkan penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.
Anto melihat keadaan isterinya yang tak kuasa lagi didera kenikmatan, Rianti mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada Mbah barja, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Dukun tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin liar dan dalam. “ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba isterinya mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Rianti sudah berulang kali orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di dalam liang vagina ibu muda itu. Dukun itu mendengus dengus bagai banteng liar menikmati vagina isterinya. Tak lama isterinya anto yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya secara beruntun, yang kemudian di susul oleh mbah barja. Rianti bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memasuki rahimnya menyembur dengan deras,begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Nikmaaaaaat sekaleee mbah.
Seiring malam yang merangkak, Rianti kini telah pindah posisi, tidak lagi terlentang, tapi duduk tepat dipangkuan Mbah barja dipingir ranjang jati. Sambil terus membelai rambut sebahu isterinya, Dukun itu pun mulumat bibir sensual ibu muda itu. Entah karena suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang tinggi. Tanpa menolak, Rianti membalas ciuman Mbah barja, Mata Rianti memejam, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut dukun itu. Tentu saja semuanya di layani barja dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar tangan Rianti meraba raba selangkangan dukun tua itu, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. “Mbaaaah… mana penismu” aku mau ini punya mbah terus didalam memek ku. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis mbah barja mulai terbenam kedalam vaginanya yang sempit itu serasa akan meledak dimulut rahimnya. Ouuuughhh mbaaaah….rasanya mentoook mbaaaaaah.
Rianti sangat menikmati peresetubuhan itu, ia menggoyang pantatnya naik turun pada batang penis besar panjang dengan liar bagaikan penari jalang… mulutnya meracau tak karuan “ Oh besaaaar sesekali…enak enaaak mbah. Anto pun begitu takjub melihat isterinya dengan mendesah nikmat, kepalanya mendongak keatas dengan rambutnya yang panjang terlepas dari sanggulnya bagaikan sang dewi malam yang menyambut datangnya badai birahi.
Mbah barja menggeram buas bagai singa yang luka, saat menikmati keliaran goyangan pantat ibu muda itu, rintihan manja perempuan cantik yang ada dalam pangkuannya kian membakar nafsu birahi dukun itu. Tanpa merasa lelah goyangan pinggul Rianti bergerak maju mundur memberi dukun tua itu kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma mbah barja, memenuhi liang vaginanya, Semua Spermanya mbah barja di telan habis oleh liang rahim Rianti, seperti tanah tandus yang membutuhkan siraman air hujan, di musim kemarau. Isteri cantik mas anto tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut lagi pada pejantan tua perkasa itu agar memuaskan berahinya kapan saja dan dimana saja.
Pagi pagi sekali, Anto telah terlihat, berjogging di sekeliling hutan bambu. Dan Rianti hanya melihat lihat pemadangan disekeliling rumah berdinding papan itu sambil berjalan santai. Tiba tiba, mata Rianti menatap pada pohon besar yang terlihat angker lalu mendekatinya. Tiba tiba Rianti merasakan sesuatu yang aneh merasuki tubuhnya.
Mbah barja berlari menghapiri Rianti” kan sudah saya bilang pohon ini tak boleh didekati” kata dukun itu dengan nada sedikit tinggi. Rianti tak mengubris ocehan mbah barja, matanya terus menatap dahan itu yang seolah olah melambaikan tangannya memanggil Rianti, bayangan seseorang yang timbul tenggelam.
Lima hari kemudian ketika Rianti sudah kembali kerumahnya di jakarta, setelah makan malam, keduanya telah berada ditempat tidur, Sedang matanya Rianti masih terbelalak lebar, sementara anto suaminya telah tertidur pulas, Dia hanya diam namun matanya menatap langit langit kamar. Ibu muda itu terbayang bayang kembali kejadian saat ia disetubuhi oleh dukun tua itu. Yang mana sang suami ikut pula menikmati persetubuhan liar isterinya yang berkejat kejat dalam dekapan dukun tua itu.
Tiba tiba saja Keanehan terjadi, Rianti merasakan adanya suara suara yang memanggilnya. Namun ia tidak melihat wujut suara itu. Dengan memanfaatkan indra pendengarannya, Rianti memberanikan diri melangkahkan kakinya, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.
Dia berjalan keluar kamar, suara itu semakin jelas, kakinya terus melangkah, ke arah suara yang semakin jelas dikamar sebelah, Rianti terpaku disana didalam kamar sebelah., tempat biasanya kalau ada tamu atau kerabatnya datang menginap dirumahnya. Ditepi tempat tidur nampak sedang duduk makhluk berbulu lebat yang mirip dengan manusia. Berujud kera jantan. Kaki Rianti gemetar tak dapat bergerak sedikit pun dan mulutnya serasa terkunci tak dapat menjerit. Namun ada sesuatu yang sangat aneh menjalari merasuk kedalam jiwanya, tiba tiba saja nafsu birahinya meninggi bagai tak terkendali minta disetubuhi. Dengan perlahan lahan rasa takut dan ngerinya itu sirna dari hatinya.
“Riannti, ke mari sayang mendekatlah manisku” demikian suara magis itu memanggilnya. Rianti pun melangkah dengan gontai tanpa ragu. Setelah tubuhnya mendekat pada makhluk itu, kedua lengan makhluk itu memeluknya sangat kuat sekali, seakan sesak nafas Rianti dibuatnya. Secara perlahan pelukan itu mulai mengendur, ntah bagaimana caranya tahu tahu dirinya sudah ada dalam pangkuan makhluk berujud manusia kera. Suara ghaib makhluk itu merasuk kedalam sukmanya. “ Sayangku, bukankah kau pernah mendekatiku, tapi kau dicegah oleh barja muridku itu. antara timbul dan tenggelam Rianti dapat mengingatnya, dan memang Rianti pernah coba mendekati pohon tua yang nampaknya begitu aneh dalam pandangannya tempo hari saat berada didusun Tengger tempat tinggal dukun tua itu. Dan makhluk itu juga pernah menyaksikan Rianti disetubuhi oleh Barja, hingga membuat makhluk itu ikut pula terangsang.
Makhluk manusia kera jantan itu, dengan mesra membelai rambut Rianti sambil berbisik yang hanya dapat dimengerti dari kedalaman batin ibu muda itu, tanganya yang berbulu menarik gaun tidur Rianti, merobeknya hingga lepas dari tubuhnya. Mata makhluk itu begitu liar menatap buah dada Rianti yang indah kenyal. Dan lidah yang kasar panjang milik makhluk aneh itu jelas terlihat oleh Rianti, Lidah itu mulai menjulur, menjilat putting susunya, Rianti pun mendesah nikmat ” Ouughhh….” erangnya.
.Seketika itu juga birahi Rianti menjadi tinggi. Rianti mendesah kenikmatan. Lumatan mulut Makluk manusia kera pada buah dadanya semakin membuatnya bernafsu. Selangkangan Rianti pun mulai terasa lembab. “Nikmatilah manisku”, akan kuberikan sesuatu yang engkau impi impikan selama ini, “Bukankah kau ingin memiki anak sayang” Gema suara ghaib makhluk itu mendera dalam jiwa Rianti. Ibu muda itu terus mendesah dalam deraan nikmat sambil menjawab pertanyaan si manusia kera , Ya ya benar bisik lirih Rianti.” Dengar manis Aku adalah kekasihmu, kekasih dari alam kegelapan yang akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kau dapati dari manusia, dan kau akan tetap menjadi awet muda setelah merasakan semburan air kejantananku diliang rahimmu sayang.
Dan tiba tiba, jari makhluk itu menyentuh vaginanya, Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar, kenikmatan. “Rianti.. Rianti.. kau suka … kau suka manisku..” Bisik makhluk aneh itu, yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat perempuan cantik itu.
Jari makhluk alam ghaib itu pun menerobos masuk kedalam liang vagina Rianti, membuat ibu muda itu menjerit dengan tubuh begetar menahan nikmat yang dahsyat. Mulut manusia kera itu melumat buah dada indah milik Rianti, sedang jarinya bermain dengan liar di dalam liang vaginanya. Tubuh Rianti tak mampu lagi menahan nikmat yang di berikan si manusia kera itu.
Sebentar saja, kekasih alam ghaibnya telah membawa Rianti ke puncak birahinya.
Pijatan melintir jari manusia kera pada klitoris Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti mengejang dengan nafas memburu “Aughhh ampuuun, kemudian berkejat kejat nikmat. Tubuhnya melemas dalam pelukan si manusia kera.
Makhluk yang berbulu lebat itu, memperlihatkan penisnya yang hitam, besar dan panjang. “Oooh…” Rianti terkesima. Penis itu begitu besarnya berwarna kemerahan, lebih besar dari punya mbah barja si dukun tua itu. Tubuhnya diangkat keatas dan batang kejantanan makhluk itu tepat berada diliang vaginanya, dengan mudah dan dengan perlahan sekali hentak, penis besar manusia kera itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Rianti menjerit lirih antara sakit dan nikmat.
“Sakkitttt” jeritnya. Makhluk aneh kekasihnya itu merasakan kenikmatan. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh Rianti terguncang keras. Rianti menjerit kesakitan namun suaranya seperti tertelan malam, vaginanya tak terbiasa dengan penis sebesar itu.
Tapi makhluk itu terlihat jelas, sangat menikmati tubuh Rianti. Dia terus mengayunkan pantat ibu muda itu untuk menerima penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan lambat laun, rasa sakitnya segera hilang, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat menerima penis si Manusia kera. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat itu dengan cepat menyerang tubuhnya.
Rianti tak kuasa lagi, dia mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada kekasih alam kegelapannya, bahwa dia begitu menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang goyang, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Rianti terus mengoyang pantatnya. “ahhh … ahhh..ampuuuun aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba Rianti mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. “Nikmatilah sayang kejantananku malam ini” suara ghaib itu terus terusan mendera jiwanya.
Rianti sudah orgasme, namun manusia kera itu masih terus memacu penisnya di dalam liang vaginanya. Manusia kera itu mendengus dengus liar menikmati vagina Rianti. Tak lama Rianti pun kembali mendapat orgasme secara beruntun yang kemudian di susul oleh makhluk itu. Rini bisa merasakan panasnya cairan birahi makhluk aneh itu, memasuki rahimnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Si manusia kera telah memberikan kepuasan birahi padanya. Rianti terjaga dari mimpinya, tubuhnya berkeringat, suaminya pun menenangkannya.
Paginya diam diam, dia menganalisa kejadian semalam, semuanya tampak nyata, tapi dia hanya bermimpi. Yang pasti ada jelas, sisa sisa sperma yang membasahi vaginanya. Rianti bisa membedakan antara sperma dan cairan vaginanya sendiri. Dia benar benar binggung dengan fenomena seperti itu.
Rianti jadi penasaran lalu ia pergi sendiri kedusun tengger dengan mengendarai mobil Honda civicnya, Setibanya Rianti dirumah mbah barja dukun tua itu ia bertanya tentang mimpinya, Rianti bercerita secara detail tentang mimpinya, tapi mimpi itu begitu nyata sekali mbah” kata Rianti. barja menghela nafas,” Dukun tua itu diam sesaat, dia menatap Rianti, akhirnya dia membuka suara, barja mengakui bahwa di pohon ini memang ada penunggunya, Mereka terus berbincang bincang, sampai agak larut, akhirnya Rianti minta diri untuk istirahat karena badannya agak lelah dalam perjalanan tadi dan mulai mengantuk. Lalu Rianti disuruh masuk kekamar oleh dukun itu. lalu mbah barja menyelimuti tubuhnya yang terbaring dengan selimut tebal yang ada dikamar itu.
Seiring malam yang terus merangkak, Rianti terjaga dari tidurnya, lalu ia keluar dari kamar dimana dulu ia pernah disetubuhi oleh barja si dukun tua itu, Rianti melihat mbah barja lagi duduk di kursi rotan, “ kemarilah mendekatlah padaku” Setelah Rianti mendekat langsung duduk dalam pangkuan lelaki tua itu, yang terus membelai rambut panjang sepinggang ibu muda itu, Barja pun mulai berbuat lebih. Entah karena udara dan suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang datang secara aneh. Lalu Barja tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang sensual. “ Ibu kangen ya…
Tanpa menolak, ibu muda itu membalas ciuman barja , Mata Rianti memejam meresapi nikmatnya ciuman lelaki tua itu, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut Barja. Tentu saja semuanya di layani dukun itu dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar, tangan Rianti meraba raba selangkangan Barja, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. “mbah mana penismu” aku mau membelainya, dengan gelegak birahi yang kian memuncak tangan Rianti menarik turun celana komprang Barja. “ Eh tuh khan apa kubilang ibu pasti akan merindukan ini kontolku yang besar.
Satu tatapan tajam bola mata Barja, telah memerintahkan ibu muda itu untuk berbuat lebih. Sambil berjongkok Rianti melebarkan kakinya Barja, dengan rakus ia mengulum penis Barja yang telah ereksi keras. Dengan jari jarinya yang mungil Rianti membelai penis yang besar panjang itu. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis Barja serasa akan meledak dimulutnya.
Mata Dukun tua itu menjadi liar, menatap selangkangan Rianti yang masih terbungkus pakaian tidurnya yang tipis.. Rianti tak memperdulikannya, yang jelas, isteri cantik mas anto itu sangat menikmati, mengulum batang penis Barja dengan rakusnya. “ Houps… houps…mbaaabh Hessss aku kangen dengan punyamu ini, sambil mengoral penis mbah barja Rianti meracau menahan gelegak birahinya, hangatnya batang kejantanan itu dimulutnya membuatnya tak sabar lagi minta disetubuhi.
Barja pun mengerang, menikmati sedotan, dan jilatan nafsu Rianti. Tanpa merasa lelah, kepala ibu muda itu bergerak maju mundur, memberi Barja kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma Lelaki tua itu, memenuhi mulutnya, Semua Spermanya di telan habis oleh Rianti, seperti tanah gersang yang membutuhkan siraman air, di musim kemarau. Ibu muda yang cantik itu tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut sesuatu pada Barja agar memuaskan berahinya yang sedang menggelegak diubun ubun.
Barja tersenyum puas, Dia mengangkat, tubuh Rianti, dan melepaskan baju tidurnya. Dengan tatapan buas Barja menatap buah dada bulat padat Ibu muda yang merindukan untuk punya anak itu. Kedua tangan Barja, meremas buah dada Rianti membuat dia mengerang nikmat. Dan jilatan lidah Barja di putting susunya membuat birahi perempuan cantik itu semakin meninggi. Tubuhnya berkejat kejat saat jilatan liar Barja menggigit lembut putting susu yang kian mengeras itu. Tubuh molek indah ibu muda itu di baringkan, Barja pun meraba selangkangan Rianti. “hem, ibu, baru dijilat sedikit udah basah..” seloroh Barja. Muka Rianti memerah, dia malu, tapi birahinya mengalahkan semua rasa malunya.
Jari telunjuk Barja yang besar dan kasar itu bergerak masuk ke liang vagina Rianti, rasa bagai tersengat aliran listrik dialami secara nyata oleh ibu muda itu. Jari itu bergerak bagai hidup, menyodok nyodok liang vaginanya. Rianti mengerang penuh kenikmatan. Jari Barja seperti mempunyai kekuatan magis, sebentar saja, tubuh Rianti mengejang berkejat kejat di buatnya. Oooh ampuuuun enaaaak Mbah,tolooong terus teruuuuus aaagh, jangan siksa aku mbaaaah. Rianti mendapatkan orgasmenya di sertai jeritan nikmatnya. Barja dengan tersenyum puas melihat tubuh Rianti yang mengejang berkejat kejat dengan nafas tersengal sengal. Sekarang penis Barja telah berhapan dengan vaginanya. Ujung penis itu telah menyetuh bibir vagina Rianti.
Barja menghentakan penisnya, jerit Rianti terdengar keras saat kepala penis itu baru masuk setengahnya “Oooogh ampuuuun” tubuh ibu muda itu melengkung naik keatas bagaikan busur menerima kenikmatan yang tak pernah dapat diraih bersama suamiya. Rianti merasakan betapa nikmatnya penis Barja yang besar panjang itu telah memenuhi liang vaginanya yang dirasakan sangat sempit oleh pejantan tua itu.
Penis itu bergerak dengan tempo perlahan dan cepat keluar masuk liang vaginanya. Kedua tangan Rianti mencengkram erat bahu Barja, seakan tak mau melepaskan tubuh tua perkasa itu yang tengah menyetubuhinya dengan liar. Isteri tersayang anto itu terus mengerang kenikmatan, dan Rianti pun kembali mendapat orgasme seperti dulu pertama kali ia disetubuhi dukun itu, “Oooh enak terus setubuhilah aku yang keras mbaaah”, puaskan aku..malam ini. Barja tampak masih belum apa apa, Penis besarnya masih terus bergerak cepat, menghentak diliang vagina Rianti yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya.
Semua bagian tubuh ibu muda itu, seakan menjadi begitu peka, Bibir vaginanya seakan menebal, klitorisnya membesar karena nafsu birahinya berpacu dengan hentakan buas penis Barja. Didalam kamar itu entah sudah berapa kali Rianti mendaki puncak orgasme yang dihantarkan barja. Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki tua itu. Dengan sekujur tubuh menggeletar Rianti menjerit histeris didera nikmat sampai ke ubun ubun, tubuhnya melengkung indah bagai penari erotis saat kedutan penis besar barja memenuhi liang vaginanya yang sempit itu, penis barja tiada pernah henti menghujami sampai kandas menyentuh dasar rahim wanita cantik yang disetubuhinya.
Saat saat, dimana Rianti sudah sangat lemas, barja pun melepaskan seluruh cairan birahinya. Liang vagina ibu muda itu terasa hangat oleh sperma sang penjantan tangguh. Sebelum barja mencabut batang penisnya, barja masih merasakan denyut denyut dinding vagina Rianti, meremas remas batang penisnya, dan dengan manja perempuan cantik itu membelai tubuh kekarnya.
Malam itu kembali Rianti, terlelap dalam pelukan seorang dukun tua bernama barja prakasa. Rianti bagaikan seorang ratu saat Barja menyetubuhinya berkali kali, dengan liar dan ganas lidah dukun itu menjilati sekujur tubuhnya seperti kucing yang memandikan anaknya, jilatan lembut barja terus melambungkan sukmanya, jilatan liar kasar lelaki tua itu semakin membakar dan menghentak nafsu birahinya. Rianti merasa benar benar telah menjadi wanita seutuhnya dalam pelukan Barja Prakasa.
Selama beberapa hari menjelang di jemput suaminya Rianti selalu disetubuhi barja. Selama itu barja memberikan kenikmatan birahi, dan ibu muda itu selalu disetubuhi barja dengan penuh kemesraan yang menghantarkannya ke puncak hubungan pria dan wanita sejati berpacu dalam nafsu birahi. Barja dengan bebas telah menumpahkan cairan birahinya di dalam rahim Rianti. Karena Rianti telah menjadi kekasihnya dan juga kekasih gurunya yang ada dialam kegelapan, Rianti telah menjadi budak nafsu tanpa ada unsur paksaan, keduanya saling memberi dan menikmati permainan ranjang yang menghanyutkan sukma.
Ketika Anto suaminya datang menjemput untuk mengajak kembali ke kota, Anto berkata pada isterinya tercinta, ayo sayang sudah mau berangkat pulang apa belum” tanya suaminya.
Tangan Rini menyibak celana dalamnya, “Mbah, tolong beri aku kenikmatan sekali lagi, sebelum aku pulang” pintanya. Baik bu tapi jawab dulu pertanyaanku. Mana yang besar penisku dengan penis suamimu, Besar punya mbah jawab wanita cantik itu. Ayo bilang mana yang enak ngentot dengan ku, apa dengan suamimu, Yach enak digoyang dengan mbah..ayolah mbaaah berilah aku kenikmatan panasnya pejuhmu. Anto hanya bisa terbungkam dengan nyali ciut namun sangat terangsang dengan kata kata jorok isterinya.
Barja tersenyum, dia jongkok, menjilati vagina Rianti. isterinya lalu mengigit bibirnya sendiri menahan nikmat. Setelah vagina itu di buat basah oleh barja, dengan jari telunjuknya yang bergerak menyodok nyodok liang vaginanya, Rianti lalu di buat orgasme hingga tubuhnya berkejat nikmat. Dengan buasnya barja lalu menyetubuhi isterinya yang cantik itu tanpa melepas pakaiannya hanya melorotkan celana dalamnya sebatas lutut Rianti. Tubuh isterinya menggeletar hebat saat penis barja menghujam dengan keras saat disetubuhi lelaki tua itu dengan gaya doggy style, kedua lengan isterinya bertumpu pada sebatang pohon dihalam rumah itu. “
“Uuuh…memek ibu.. emang legit dan seret bisik barja ditelinga Rianti. Tubuh isteri anto itu berkejat kejat nikmat saat menggapai puncak berahinya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas barja yang membanjiri liang vaginanya. perempuan cantik itu lalu tersenyum puas. Rini selalu ingin mengulangi lagi persetubuhannya dengan mbah barja. Rianti selalu merindukan ke hangatan penis besar barja., rindu penis panjang milik lelaki tua itu.
Dan Rianti tidak akan melupakan keperkasaan lelaki tua itu yang telah begitu sangat menyenangkan. Dan isterinya anto kini bukan lagi Rianti yang dulu ia telah menjadi perempuan liar dan haus seks. Rianti sangat menikmati saat disetubuhi barja, dengan meracau buas barja menyebutnya lonte cantik. Ucapan barja masih terngiang ditelinganya, “ “ Oh lonteku yang cantik memekmu legit sayang”. Kata kata itu semakin membuat birahi Rianti meninggi dipenuh rasa sensasi.
Dan memang Rianti telah menjadi budak nafsunya barja, kekasih barja yang cantik, yang setiap saat barja akan selalu memberikan kenikmatan yang didambahkan isterinya anto. Namun anto sangat menikmati pemandangan erotis isterinya yang menggelinjang saat disetubuhi dengan buas oleh dukun tua itu.
Sebulan kemudian Rianti menjadi hamil, dimasa hamil mudanya Rianti sangat rajin mengunjungi mbah barja bersama suaminya didusun terpencil itu, bunga bunga kehamilannya selalu disirami lahar panas dari batang kejantanan dukun yang bernama barja prakasa. Anto juga ikut pula menyirami ladang birahi isterinya dengan air kemesraanya yang menyatu dengan air kemesraan mbah barja.
Ternyata Anto adalah lelaki yang sayang isteri dia merelakan isterinya disetubuhi mbah barja asalkan isterinya tidak tersiksa batin untuk mendapatkan puncak kenikmatan dalam pusaran badai birahi. Dan Rianti telah sempurna menjadi budak nafsu birahi sampai Mbah Barja sampai punya anak dua.