Dia berjalan menghentakkan kakinya, Sarah terlihat sangat marah, dia berjalan dengan cepat, suara sepatu stilletonya menggema di lorong gedung menuju pintu keluar, cara berjalannya yang cepat itu menambah sexy penampilannya terutama pantatnya yang montok yang membulat melenggok ke kanan dan ke kiri seiring langkah kakinya, betis yang padat dan sexy makin terlihat menarik karena ditopang stilletonya. Wajah yang anggun namun memancarkan aura binal yang sangat kentara, hari ini rambutnya digelung ke atas sehingga menampilkan lehernya yang jenjang dan sexy ditambah kacamata yang bertengger di atas pangkal hidungnya sukses menggurat kesan anggun namun nakal di wajahnya.
“Anjrit tuh orang HRD, bisa-bisanya gue diskorsing! Awas lu pada ya, gua sumpahin kontol lo nggak bisa berdiri ntar!” rutuk Sarah dalam hati.
Hari ini Sarah dikenakan sanksi oleh manajemen HRD di tempatnya bekerja, skorsing 1 bulan ditambah penundaan gaji membuatnya uring-uringan sejak tadi pagi berujung acara ngamuk-ngamuk di ruangan HRD. Namun acara ngamuk-ngamuknya tidak membuat sanksi pelanggarannya dihapus atau berkurang, yang ada malah ancaman skorsing Sarah akan bertambah.
“Salah gua sendiri sih, dugem ampe pagi rutin 2 kali seminggu jadi telat ngantor terus. Mana si Vina nggak ngebantu gua di ruang HRD, padahal dia terus yang cekokin pikiran gue biar nemenin dia dugem.” Sarah terus merutuk dalam hati.
Vina adalah teman sekantor Sarah, wanita cantik berusia 25 tahun dengan postur agak mungil namun cantik dan manis dengan body yang aduhai membuat dia menjadi taksiran seorang manajer di perusahaan tempat mereka bekerja. Vina yang baik postur dan wajahnya sangat mirip dengan artis dalam negeri Syahrini ini tahu bahwa dirinya ditaksir oleh manajer itu memanfaatkan posisinya dan melendotkan pantat montoknya di pangkuan manajer yang lumayan gagah itu acapkali mereka berdugem ria, jadi Vina tidak terkena skorsing atau hukuman sama sekali dari HRD karena kedekatannya dengan sang manajer. Apes bagi Sarah, Vina seolah “buang badan” dan “buang muka” saat Sarah mulai mendapatkan surat teguran dari HRD.
“Pulang dulu, ah. Gua mau mandi sama tidur sepuasnya di apartment. Daripada stress gue mikirin skorsing, mending gua tidur abisnya semaleman gua nggak tidur gara-gara dugem. Mana si Wando semalem cepat keluarnya lagi, udah kontolnya mini, ejakulasi dini pula.” batin Sarah sambil melangkah menuju mobilnya di halaman parkir kantor itu.
Pertemuannya dengan eksekutif muda bernama Wando di tempat dugem berujung dengan “pertempuran” di kamar Wando, hanya saja belum 5 menit kontol mini Wando sudah memuntahkan pejunya dan langsung tertidur. “Mana gua belum puas lagi, pengen digaruk-garuk nih memek” batinnya.
Breeemmmm, raungan knalpot mobil sarah membahana meninggalkan area kantor tersebut menuju apartemennya di bilangan Kelapa Gading, mobil itu kemudian melaju kencang di jalan raya, tampaknya Sarah ingin cepat-cepat sampai di apartmentnya. Namun pikirannya yang stress dan memek yang berkedut minta pelampiasan membuat Sarah kurang konsentrasi mengendarai mobilnya.
‘“Nih memek lonte kok nggak mau diajak kompromi ya?” umpat Sarah dalam hati. Sarah mencoba meredam nafsu binalnya dengan mencoba melihat video lucu yang tersimpan di hp nya saat mobil mulai memasuki daerah yang macet. Sial memang tak terelakkan, dalam video playlistnya ternyata banyak tersimpan video porno. Nafsunya yang sudah diujung jembut menimbulkan rasa penasaran dan tanpa ragu dia memutar video bokep itu dan kontan saja adegan mesum video itu membuat nafsu Sarah semakin menjadi-jadi. Nafasnya mulai berubah berat dan dia mulai meremas-remas toketnya yang indah dari luar kemejanya. Tak puas, Sarah membuka dua kancing kemejanya dan menyelipkan tangannya ke dalam kemeja terus ke dalam bra. Sarah mulai meremas-remas toketnya sendiri di dalam mobil.
“Sssssshhhhhhh… aaaahhhhhhhhh!” desah Sarah saat tangannya mulai meremas toketnya sendiri.
“Aacccchhhhhhh….mmmmmmhhhhhhh! Anjrittthhhh, p..p..p…PENTIL GUA GATELHHH BANGETTHHHHHH…… MMMMMMHHHHHHH!” racau Sarah menikmati remasannya sendiri. Untunglah mobilnya memakai Window Tint sehingga aktivitas di dalam tidak terlihat dari luar.
“Sialan….! Neh memek lonte kok malah makin gini ya…….. ANJRIITTHHHH, MEMEK GUA NEH MAU DISUMPEL PAKE KONTOLHHH YACHHHHHHH?????” racaunya mulai tak terkendali.
Suara klakson dibelakang mobilnya menyentakkan Sarah dari aktifitasnya.
“SIAL… mana gua lagi asik” umpat Sarah langsung menginjak pedal gas mobilnya dan melaju meninggalkan daerah rawan macet itu.
Saat memasuki jalan yang agak sunyi, memek Sarah berkedut-kedut serasa ingin dijejali benda gemuk dan panjang.
“Persetan lah, memek gua gatel banget” rutuk Sarah.
Dia pun mengangkat rok nya hampir sampai sepinggang, kemudian melepas CD nya dan melemparkannya sembarangan, tanpa piker panjang jari-jari lentiknya langsung merogoh memek nya yang tembem, menguak bibir vaginanya dan mencari daging kecil sebesar jagung di pangkal memeknya.
“Aaaccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sssssshhhhhhhhhhhh…..mmmhhhhhhhhhhh!” racau Sarah.
“Mmmmmmmmmmhhhhhhhhh,…. Ennnyakkkkkkhhhh bangettthhhhh!” desahnya sembari mengocok klitorisnya. “Nih memekhhhhhh lonthe rasainhhhh” desahnya lagi.
“Yessssssssssssshhhhhhhhhh, d..d..d..dikit lagiiiiiii, aaauuhhhhhhhhhhhhhh meki gue enak bangetttttthhhhhhhhhh” racau Sarah hampir mencapai orgasme.
Brrrtttt,,..brmmmmttttt, ckrssshhhhhhh, mendadak mobil yang dikendarai Sarah berhenti…. Mogok,,,
“Anjrit, ini mobil kenapa pake mogok segala sih. Nggak tau ya gua udah mau klimaks!, mana tempatnya rada serem gini, banyak preman lagi nongkrong lagi!” umpat Sarah sambil melepas blazernya, merapikan roknya yang tergulung ke atas dan kemudian keluar dari mobil diiringi dentam pintu mobil yang dibanting.
Emosinya memuncak karena mobilnya berulah ditambah orgasme yang belum sempat dicapainya.
“Sialan nih mobil, nggak tau diuntung. Padahal lo gue servis rutin, dasar mobil bangsat!” makin Sarah dalam hati sembari membuka kap mobilnya berusaha untuk menemukan kendala di mobinya yang berujung menambah kebingungan Sarah karena dia sama sekali tidak memahami dunia otomotif.
“Kenapa mobilnya neng? Mogok ya? Mending neduh dulu sini bareng abang, neng. Di situ panas lho, ato mau abang anterin sekalian?” goda lelaki dari sebuah pondok yang terbuat dari kayu yang dipancang ke tanah dan ditutupi oleh sebuah terpal biru yang menjadi atap bagi podok itu.
Sementara di bawahnya terdapat kursi-kursi panjang yang menjadi tempat tongkrongan bagi lelaki-lelaki yang berjumlah 6 orang itu.
Sarah memilih diam dan tidak menyahut. Dalam hati Sarah mulai ketakutan, tempat itu memang sangat tidak memberikan kondisi yang nyaman bagi Sarah karena sepi dan tidak terlihat aktivitas warga, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang melewati lokasi yang dipenuhi pepohonan di kanan dan kiri jalan itu.
“Busett dah, si eneng sombong amat! Udah nggak usah tengsin neng, sini duduk dulu bareng abang! Kasian tuh bokongnya kagak dikasih duduk neng.” goda salah satu pria dari pondok itu.
Memang posisi Sarah yang sedang memeriksa mesin mobilnya itu sedikit nungging sehingga mempertontonkan pantatnya yang montok. Sontak Sarah pun berdiri tegak.
“Bujubuseeetttt, susu si eneng kayaknya mau tumpah tuhhh,.. sini abang bantu pegangin neng!” teriak pria yang lainnya. Ups, Sarah lupa bahwa dua kancing kemejanya masih terbuka karena permainan “solo”nya tadi. Piassss, wajah Sarah pun memerah. Dia mulai gemetar mengancingkan kemejanya mengingat dia hanya seorang wanita sendirian di tempat semacam itu, dikontaknya Vina tetapi Vina tidak mengangkat teleponnya. Sarah mulai panik, walaupun dia adalah wanita yang menganut free sex tetapi dia takut juga digangbang oleh preman-preman yang kelihatannya dekil dan beringas itu.
“Sarah?? Lo ngapain disini?? Mogok ya mobil lo?” seru seorang pria yang melongokkan kepala dari jendela sebuah mobil SUV hitam yang diberhentikan tepat di depan mobil Sarah.
Sontak Sarah langsung menoleh dan menyahut ke pria dalam mobil itu, “Iya nih, pake mogok segala. Nggak tau apa masalahnya padahal baru gua servis.” namun sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria tersebut yang sudah keluar dari mobil SUV nya sambil menyingsingkan lengan kemejanya dan berjalan kearah Sarah. Dalam hati Sarah bersyukur si pria tak dikenal ini datang menyambanginya, minimal preman-preman kampung itu berpikir dua kali untuk berbuat jahat padanya.
“Kayaknya aki lo ?” tanya pria yang belum dikenal Sarah itu sembari memeriksa keadaan mesin mobil Sarah.
“Astaga, gua nggak tau. Gimana nih? Mana tempat gua masih jauh lagi.” Jawab Sarah.
“Ya udah, nggak jauh dari sini ada bengkel kok, tinggal 1,5 kilo abis pengkolan itu. Mobil lo biar kita derek aja pake mobil gua pelan-pelan.” Sahut pria tak dikenal itu.
Sarah kemudian berjalan masuk ke mobil pria itu dengan tatapan penuh kemenangan ke arah kumpulan preman di bawah pondok tenda biru itu sementara diiringi tatapan dongkol preman-preman kampung itu karena tontonan dan “buruan” mereka lepas.
Mobil itu berjalan pelan, sementara suasana dalam mobil itu terasa senyap dan kaku karena sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria yang menolongnya itu. Sarah merasa pernah melihat wajah itu tapi dia tidak mampu mengingatnya dengan jelas. Pria itu memiliki tinggi 176 cm dengan berat 77 kg, postur tubuhnya atletis namun tidak kekar berlebihan. Rahangnya terlihat kokoh sekali menegaskan raut wajahnya yang gagah.
1 menit…
2 menit..
3 menit… suasana masih hening, hanya suara halus deru mesin mobil yang terdengar.
“Lo nggak ingat gua ya?” kata pria itu tiba-tiba seolah-seolah bisa membaca pikiran Sarah.
Sarah yang memang tidak mengingat siapa gerangan pria ini mulai gelagapan dan salah tingkah.
“waduh parah lo udah ditolongin tapi nggak kenal siapa yang nolongin lo, kalo gua ini pemerkosa udah gimana lo sekarang ya?” lanjutnya.
Mendengar itu sontak Sarah gemetar dan wajahnya langsung berubah pucat pasi. Dia benar-benar tidak tahu siapa pria ini, bahkan sekarang dia sudah paranoid akan diperkosa, saking takutnya dia tidak mampu berbicara.
“sekarang lo masih nggak kenal gua juga?” pria itu kemudian memakai kacamata di wajahnya.
Tringgg… lampu pijar di kepala Sarah menyala,
“Jerry! Cupuuuu! Anjrit, gua tadi nggak kenal ama lo. Apa kabar lo? Gila, berubah banget lo sekarang!” Sarah baru ingat bahwa pria ini adalah teman sekelas masa SMA nya yang paling cupu, Jerry, saking cupunya dulu Jerry bahkan tidak berani hanya untuk sekedar berbincang dengan siswi-siswi di sekolahnya, setiap ada PR, Sarah sang siswi popular akan menyerahkan tugas menyelesaikan PR miliknya kepada Jerry sambil memberikan ancaman-ancaman.
Sarah terkagum-kagum dalam hati melihat perubahan Jerry, pria yang dulunya dianggap bocah oleh Sarah kini sudah bermetamorfosis menjadi pria dewasa yang sangat gagah dan atletis. Ditambah wajahnya yang tegas dihiasi rahang yang kokoh membuat penampilan Jerry elegan namun sangat menggoda.
Sarah melirik ke arah kemeja Jerry yang terbuka dan mengintip dada bidang di dalamnya. “Gila, gua kok horny gini ya ngeliat nih bocah? Mana memek gua belum sempat dipuasin lagi.” Tapi Sarah hanya mampu berkata-kata dalam hati.
Udara yang panas kemudian memunculkan inisiatif Jerry untuk menyetel AC mobilnya menjadi lebih dingin. Otomatis hembusan udara yang menerpa tubuh Sarah dari lubang AC di dashboard semakin kencang sehingga menimbulkan efek belaian bagi tubuhnya. Sebenarnya bagi orang normal hembusan AC seperti itu merupakan hal yang biasa saja, tapi bagi Sarah yang sedari tadi dilanda “sindrom kentang”, hembusan udara dingin AC itu menjadi hal yang luar biasa atas tubuh bahenol nya.
“Uhhh…. Nih AC niup-niup toked gua…. Jadi makin horny…!” ucap Sarah dalam hati.
Efeknya luar biasa, memek Sarah yang dari tadi butuh belaian jadi semakin gatal ingin digaruk. Sarah mulai menggigil, menggigil bukan karena kedinginan tapi karena nafsu yang semakin memuncak. Sarah memutar otak, dia tidak ingin terlihat seperti wanita gatal di mata Jerry, walaupun sebenarnya Jerry sudah mengetahui dan mengenal tingkah laku Sarah sejak SMA. Sarah yang populer, Sarah siswi SMA mereka yang sexy, Sarah yang bergonta-ganti pacar sekaligus rekan tidur, tapi kali ini Sarah memang berniat menahan nafsu birahinya yang sudah mencapai ubun-ubun.
Untuk mengurangi efek hembusan udara AC dari dashboard ke bagian atas tubuhnya, Sarah menurunkan panel AC sehingga hembusan AC mengarah ke bawah.
Namun gawat, hembusan AC itu sekarang malah megarah ke belahan paha nya, termasuk memek Sarah, menimbulkan sensasi luar biasa, sensasi gatal bercampur dingin yang membuat Sarah semakin menggigil.
“Uuuuhhhhfffff…. Nggak kuat guaaaaa…… memek gua rasanya pengen digesek-gesek biar angettttt!” rutuk Sarah dalam hati, sembari tubuhnya semakin menggigil hebat.
“Kenapa lo, Rah?? AC nya terlalu dingin buat lo, ya? Lagi sakit?” tanya Jerry yang sedari tadi sudah mengamati tubuh Sarah yang menggigil.
“E..e..e..eng…enggak kok, Jer. Ng..Nggak dingin kok. G..gua cuma lagi flu aja d..d..dikit…hhhhh. Ttt..tapi gua nggak papa kok.” sanggah Sarah. Padahal dia sedang berjuang menahan konak di tubuh dan memek nya.
Berinisiatif,sambil memegang kemudi mobil dengan tangan kiri Jerry menempelkan punggung tangan kirinya ke dahi Sarah, mencoba mengukur suhu tubuh Sarah, kemudian menempelkan tangannya lagi di leher Sarah. Saat menarik tangannya dari leher Sarah, secara otomatis menggesek kulit leher Sarah yang sedang hyper sensitive, membuat Sarah menggelinjing dan menggeliat akibat gesekan tangan Jerry di kulit leher nya, sehingga tak sadar dia mendesah pelan.
“Uuuuuuuuuugggghhhhhhhhhhhhhh..ssshhhh….”
“Yakin lo nggak papa?” cecar Jerry yang mulai curiga.
“Uuhhmmmmmm,.. yakin, Jer.” Sarah berdalih.
Kecurigaan Jerry pun bertambah saat Sarah menyilangkan kedua pahanya, dan sembunyi-sembunyi menggesek-gesekkan kedua pahanya bersamaan dengan mata Sarah yang merem melek, ditambah pula dengan nafas Sarah yang berat dan dalam dan terkadang mendesah pelan dan berat.
“Perek satu ini pasti lagi horny berat…! Ngentotnya tadi nanggung kali, awas lo! Kali ini lo gua garap, Rah!” batin Jerry.
“Lo pake seatbelt dong, Rah… biar aman…” Jerry berdalih sambil berusaha memasangkan seatbelt Sarah dengan tangan kirinya.
Padahal ini hanya alibi Jerry, sembari menarik sabuk seatbelt, lengan Jerry menggesek toked bulat Sarah persis di bagian putting susunya. Efeknya luarrrr biasa, Sarah merasakan memeknya berkedut semakin keras, dia menggigit bibirnya, dan tanggannya mencengkeram roknya. Melihat itu, Jerry menjadi kegirangan.
“Beneran lo gak papa? Lo kayak nahan sakit gitu” Jerry mulai mengorek.
“Mmmmmmffffffffff… Benerhhh, Jerr! Gg.. ghua… enggghhakkhh phh..papaa…” Sarah mendesah di sela jawabannya.
“Sarah,… lo lagi horny ya?” tanya Jerry.
Sontak Sarah menyanggah, “ENGGAK LAH! Emang lo pikir gua cewe apaan??!”
“Oh, ya? Yakin lo lagi nggak horny?” Sergah Jerry, langsung meremas lembut toked montok Sarah.
Kali ini Sarah hampir tidak sanggup lagi mengelak, tubuh jalangnya menikmati remasan yang diberikan Jerry di tokednya, membuat birahinya semakin membuncah. Cengkeraman tangan Sarah di roknya semakin kencang, tangannya juga gemetar menahan nikmat.
“Ap..pphha… a..paan lo, J..Jerrr???! Bhh… B.. Bangsathh lo!” Umpat Sarah.
Namun umpatan Sarah makin membuat Jerry meremas toked Sarah lebih intens lagi. Kini kedua toked Sarah berganti-gantian diremas oleh tangan jahanam Jerry.
“OOOOOUUGGGHHHHHHHHHHHH…. MMMMMMMMMMMMMMMHHHHHHHHHHH…. Acchhhhhh, Jerrrrrr…..!” Sarah tidak bisa lagi menyembunyikan desahannya.
“Dasar lonthe! Pake acara ngeles segala lo! Bilang aja lo lagi konak, dasar perek!” cecar Jerry, kemudian menepikan mobil sisi jalan.
“Iyaaaa, Jerrrhhh,! Gua lagi horny berat! Ooouuuggghhhhhh…, enak banget remasan lo Jerrrr… Aaaccccccchhhhhhhhhhh…. Jangan brentii, jerrrr!” pinta Sarah memelas.
“Buka dulu kemeja, lo!” Jerry mulai mengambil alih kondisi. Sarah manut, dia segera membuka kancing kemejanya, membuka kaitan bra di punggungnya.
Plooppppphhh,,, toked Sarah langsung meloncat begitu dia meloloskan bra dari tubuhnya. Mempertontonkan keindahan tokednya yang bulat menantang dengan puting mungil merah muda yang mengacung tegak, sempurna, putih mulus tanpa cacat sedikitpun.
Kontan saja mata Jerry terbelalak melihat keindahan toked Sarah, “Buset toked lo, Rah, gede banget!” Jerry langsung merogoh puting susu Sarah, mempermainkan puting itu, menggelitik ujung pentilnya dan memutar-mutarnya dengan jari jempol dan telunjuknya.
Sensasi nikmat mulai menjalari kedua toked Sarah yang bergantian dipermainkan Jerry. Sensasi nikmat itu juga mulai merambat dan menjalar di selangkangan Sarah. Berkumpul dari pangkal paha dan pusat menuju ujung selangkangan, mengalir dengan rasa gatal yang sangat besar pada memek Sarah. Sarah menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri sambil meremas jok kuat-kuat menikmati aliran hebat di memeknya.
“ANJRIITTTTTTTTT…….. JEERRRRR…….HHHHMMMMMMMMMMPPPFFHHHHHHHHH…!” meki Sarah berkedut-kedut kencang, serrrrr… memek Sarah langsung banjir oleh pejunya sendiri.
Pinggulnya terangkat, tubuhnya kelojotan tak mampu menahan gelombang orgasme yang melandanya.
“Dasar! Emang lonthe lo, baru toket lo aja yang gua mainin udah nyemprot aja lo, perek! Belum lagi gua mainin yang ini!” Jerry langsung meraih rok Sarah, mengangkatnya sampai ke pinggul.
“Bener kata gua, lo emang lonthe, buktinya lo udah nggak pake CD lagi,… anjirrr,… meki lo mulus amat, tembem lagi… bagus banget memek lo, Rah… Abis ngentot ama siapa lo?? ” cecar Jerry.
“huufffht… Hosh..Hosh… gua abis ‘swalayan’ tadi di mobil gua sebelum mogok,Jer…” nafas Sarah tersengal-sengal menikmati sisa orgasmenya.
Belum lagi nafasnya stabil, Jerry langsung melumat bibir sexy Sarah. Tentu saja Sarah gelagapan menerima serangan mendadak seperti ini. Tangannya berusaha menjauhkan Jerry,
“Mmmmfff, M,.. Jer,mmm, mmhffntar dulu,..mmfff.” Tapi Jerry tidak berniat untuk memberikan jeda bagi Sarah, dia mulai menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Sarah, mencari lidah Sarah dan menjilatinya, serta membelitnya, tangan Jerry mulai bergerilya lagi di atas toked mulus Sarah,
“Gila bener toked lo, Sarah. Nggak bosen-bosen gua grepein toked lo. Bulat banget. Kencang…. Penuh tangan gua grepein toked lo!” Puji Jerry, sementara Sarah hanya pasrah.
Seolah tidak mau melewatkan keindahan toked besar montok nan bulat menantang di hadapannya, Jerru langsung melumat putting susu Sarah, piting satunya lagi disentil-sentilnya dengan jarinya, digelitiknya dan memainkannya dengan telujuk dan jempolnya.
“Gilaaaaa,… enak banget toked gua dikenyot ama si Jerry… Uhhhfff, gua mulai konak lagi nih…” Sarah membatin.
Desahannya mulai muncul tapi Sarah berusaha keras menahannya. Dia tidak mau dipermalukan lebih jauh oleh nafsunya sendiri di hadapan Jerry yang notabene baru berjumpa lagi dengannya setelah sekian tahun tidak bersua sejak masa SMA.
“Pentil lo kok masih pink aja, Rah? Padaha gua yakin pentil lonte lo ini udah dikenyot ama banyak cowo. Dikenyot kayak gini kan?”. Tiba-tiba Jerry menggigit putting Sarah dan mempermainkan ujung putingnya dengan lidahnya.
“JEEEEERRRRRR….. ooouuuuggghhhhhhh, oh,oh…” Sarah menjerit tertahan.
Dia tidak bisa lagi menyembunyikan desahannya. Serangan Jerry yang tiba-tiba di luar kemampuannya untuk menahan diri tidak mendesah menjunjukkan bahwa dia memang sudah konak lagi. Jerry meremas toked satunya lagi dengan semangat ’45. Kemudian menghisap kedua toked Sarah bergantian sambil tangannya memberikan rangsangan di selangkangan Sarah tanpa menyentuh memeknya., hanya di sekeliling memek Sarah.
“Ssssssssshh… Oooohhh…oh, Ouchh!” Sarah mendesah tidak karuan, jelas Jerry berusaha mempermainkan libido Sarah dengan tidak menyentuh memeknya, membuat memek nya penasaran.
Wow, hasilnya luar biasa, kali ini Sarah yang berusaha, pinggulnya bergerak seiring gerakan tangan Jerry di selangkangannya berusaha menempatkan tangan Jerry tepat di mekinya, tapi Jerry tidak memberikan peluang bagi memek Sarah untuk menemukan tangannya, malahan Jerry menghentikan kenyotannya di toked Sarah. Tangannya yang menganggur dia gunakan untuk memegang kedua tangan Sarah,menguncinya di atas perut Sarah, mencegahnya untuk mengarahkan tangan Jerry yang bermain di selangkangan menyentuh mekinya.
Sarah blingsatan, kedua tangannya dikunci oleh Jerry sehingga tidak mampu menangkap tangan Jerry dan mengarahkannya ke memeknya. Dia berusaha menggeol-geolkan pinggulnya agar memeknya menyentuh tangan Jerry, tapi sia-sia.
Tiba-tiba Jerry menyentuhkan tangannya ke memek binal Sarah, hanya sentuhan singkat seperti menyerempet saja, tapi memberikan efek yang tidak disangka bagi tubuh Sarah, tubuhnya kelojotan, pantatnya terangkat ke atas sambil bergoyang-goyang.
“HHHHH,…Hkk..Hkk,..Hekkkkk….” suara Sarah tidak keluar, hanya napasnya yang terputus-putus seperti orang yang sekarat. Matanya terpejam, tubuhnya bergetar menerima sentuhan di memeknya.
Jerry kembali memainkan selangkangan Sarah, membuat gerakan melingkar di sekeliling memeknya. Sarah menatap Jerry dengan tatapan memelas, berharap tangan nakal Jerry menyentuh memeknya lagi, tapi Jerry tidak terpancing, dia tetap bertahan pada metode yang dilakukannya.
Srrrrttt…. Jerry menyentuhkan tangannya lagi ke memek Sarah, kali ini lebih keras sedikit, seperti menyerempet dekat area klitoris Sarah. Sarah seperti orang yang menerima sengatan listrik singkat. Tubuhnya kelojotan, matanya terpejam, mulut Sarah terbuka, nafasnya tertahan, sexy sekali. Pantatnya kembali terangkat dan bergetar lebih hebat lagi daripada saat mekinya disentuh Jerry pertama tadi. Jerry jelas seorang pria yang mampu memanipulasi libido lawan main seksnya.
Permainan kembali berlanjut, Jerry kembali mengelus-elus selangkangan Sarah dengan gerakan memutar, kali ini lebih dekat ke area memek Sarah.
Tak disangka, Jerry melakukan gerakan mendadak, tangannya langsung merogoh memek Sarah dan mengocoknya sedikit kasar, menggesek-gesel klitoris Sarah dengan kasar. Spektakuler! Sarah langsung kelojotan bagaikan orang kesetrum, kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri, dia meronta-ronta, bukan ingin melepaskan diri, tetapi karena dahsyatnya puncak rangsangan yang diberikan Jerry di memeknya.
Belum pernah sekalipun Sarah menemukan permainan seperti yang Jerry lakukan. Jerry yang dulunya cupu, yang Sarah anggap tidak jantan, Jerry yang dia ancam-ancam apabila menolak mengerjakan PR nya dulu, Jerry yang dikerjainya berulang kali, Jerry yang dibullynya dulu kini memberikan permainan yang luar biasa jauh dari yang Sarah bisa bayangkan.
“HHHHIIIAAAAHHHHHHHHHH,, AAAAUUUCCHHHH… OOHHHH,..OH..OH…” Sarah menjerit –jerit keenakan.
Belum pernah dia rasakan kenikmatan seperti ini dari kocokan pria manapun. Rasa gatal terus menghujam dan menggelitik di memeknya, berputar-putar mendatangkan sensasi gatal yang luar biasa, lama-kelamaan sensasi itu berkumpul jadi satu di ujung kelamin, menggelora, membuncah seperti ingin meledak, dan………………
“……. ANJRIIIIIIIIITTTTHHHHHH… GUA KELUAAAARRRRRR,,,,…HIAAAHHHHHHHHHHH…..!” Sarah menjerit, mulutnya terbuka, matanya melotot seperti hendak keluar dari rongganya, pinggulnya terangkat tinggi-tingi, kelojotan, bergetar-getar, persis seperti orang kesetrum listrik ratusan volt akibat gelombang orgasme yang melandanya, tidak, bukan gelombang, tapi tsunami orgasme.
“Ccrrrooottt….crotttt… Serrrr…..”. Astaga!, Sarah squirting! Belum pernah sekalipun di hidupnya Sarah mengalami hal semacam ini…. “IIIIAAAAAAA,,… IIIIYYAAAAAAAA…. IYAAAAAHHHHHHH…..” Sarah menjerit persis seperti pemeran video bokep ala Jepang.
Kelojotan, tubuhnya menghentak-hentak dengan pinggul terangkat, kepalanya mendongak sehingga badannya melengkung indah. Sesekali kakinya menendang-nendang seperti mengalami kegelian yang luar biasa. Kepala Sarah terasa ringan, tubuhnya bagaikan tidak menyentuh bumi, seperti melayang. ini benar-benar orgasme paling hebat yang pernah dialami Sarah. orgasme akibat stimulasi rangsangan yang diberikan Jerry di memeknya.
Hanya melihat cara orgasme Sarah saja membuat nafsu Jerry meningkat, kontolnya perlahan-lahan bangun dan mengeras hingga akhirnya tegang sekali, menggeliat di dalam celananya sehingga Jerry merasa sakit. “Oke, sekarang gua yang butuh pelampiasan.” Batin Jerry dalam hati. “Kali ini lo bakal gua enthot sampe lo merangkak dan nggak bisa bangun lagi.