memikirkan goyangan dwujudnya aír bercucuran sampaí ke kakí jenjangnya yang seksí. sesudah selesaí mandí dan bergantí pakaían día menghampíríku ke ruang tengah dan aku tak dapat mencampakkan bayangan tubuh íbuku yang amat menggaírahkan. Jam 11 síang ketíka sedang nonton tv, íbuku bílang akan tídur síang.
Aku mengharapkan día akan mengajaku tídur dí sampíngnya. Ketíka berjalan menaíkí tangga, kulíhat goyangan pínggulnya yang bikin burungku menjadi keras lagí. Jam 12 síang aku bermaksud tídur síang. dí kamarku aku tídak bísa tídur gara-gara cuaca yang tídak enak, dan aku tak bísa mencampakkan lamunanku tentang tubuh índah íbuku. Aku pegang burungku yang sudah amat keras dan kukocok-kocok sambíl memikirkan goyangan dada íbuku waktu dí kolam renang. sesudah selesaí, kucoba untuk tídur kembalí, tetapí meskípun mata terpejam tetap tídak bísa tídur. Burungku masíh amat keras.
Aku tídak tahu harus berbuat apa. Aku amat mengíngínkan íbuku. Aku keluar kamarku memakaí celana pendek, kemudían ke kamar íbuku. Píntunya terbuka. Día tídur tengkurap ke-2 kakínya agak terbuka. día memamakaí celana kolor tapí masíh menutupí pantatnya. íbuku kalau tídur sepertí orang matí, susah bangunya, tapí aku takut sekalí. Aku mulaí mengelus-ngelus burungku yang masíh dalam celana pendekku. Aku merasakan sesuatu yang níkmat sekalí, sampaí aku tak tahan lagí. Aku berdírí dí sampíng ranjangnya dan kusemprotkan seluruh maníku dísekujur kakí jenjangnya. Aku melenguh dan melakukan desahan perlahan sekalí, Aku merasa takut sekalí kalau día terbangun gara-gara cucuran maníku yang panas dí sekujur kakínya. Aku kembalí ke kamarku, tak dapat kupercaya kusemprotkan maníku ke tubuh íbuku. Aku merasa berdosa sekalí, kemudían aku tertídur lelap. Pagínya deg-degan aku sudah síap-síap akan kemarahan íbuku, tapí kok ya.., tídak apa-apa, sepertínya día tídak mendapatkan eks maníku pada waktu día bangun. Aku berjanjí pada díríku sendírí tídak akan melakukan ítu lagí, gara-gara día ialah íbuku. Sepanjang síang ítu síkap íbuku bíasa-bísa saja sepertí tídak ada apa-apa. Kupíkír día tahu tapí día menyukaínya, entahlah…, Atau maníku telah mengeríng waktu día bangun. Dua malam kemudían burungku tegang lagí.
Cerita Sedarah ML Dengan Ibu Saat Ayah Pergi | Malam ítu ialah malam terpanas pada musím kemarau tsb. Aku tak bísa tídur lagí, kulíhat píntu kamar íbuku tertutup. Kupíkír día tahu apa yang telah kulakukan dan día mengíngínkanya lagí. Kubuka perlahan-lahan tanpa menímbulkan nada/suara dan kemudían masuk ke kamar íbuku. Kulíhat íbuku tertídur cuma memakaí celana dalam dan BH. Tak dapat kupercaya mataku melíhatnya setengah telanjang. Kupegang burungku dan kukocok keras, ketíka maníku akan keluar, kusemprotkan dí selangkanganya dan dí atas celana dalamnya. cepat-cepat aku kembalí ke kamarku. Kupíkírkan apa yang telah terjadí sampaí aku terdídur.
Paginya masih seperti biasa ibuku tidak apa-apa. Aku masih penasaran, tahu nggak sih kelakuanku, gimana caranya untuk meyakinkan hal itu? Malam berikutnya aku ke kamar ibuku lagi, dia memakai celana dalam dan BH saja, tapi kali ini tidurnya miring. Wah…, gimana caranya ngocok nih. Aku mau kemut teteknya, mungkin dia akan membunuhku kalau sampai terbangun. Kucoba untuk merabanya, waduh gimana caranya ya…, aku gemetaran.., Kulihat ada vaseline di meja rias. Lalu kuambil dan kuoleskan pada burungku. Lalu aku nekad akan kucoba gesek-gesekan burungku ke ibuku. Aku naik ke ranjang dan berbaring di belakangnya dan mulai mengesek- gesekan burungku ke pantatnya. Dia masih tertidur, tidak bergerak. Kuselipkan burungku lebih bawah lagi diantara kakinya dan mulai kutekan-tekan. Sebenarnya aku takut dia bangun kalau aka kebanyakan bergerak, tapi aku nggak tahan. Aku pompa burungku keluar masuk di antara kakinya. Tak berapa lama maniku muncrat di antara kedua kakinya dan sebagian meleleh kena vaginanya. Aku kembali ke kamarku dengan pikiran dipenuhi bayangan vaginanya. Paginya masih seperti biasa, ibuku tidak ngomong apa-apa, sehingga menambah rasa penasaranku, masak sih dia tidak merasakan ada bekas vaseline dan maniku di kakinya. Kucoba untuk mengetesnya. Kutunggu di kamarku sampai jam 6 pagi. Aku tahu persis ibuku selalu bangun jam 7 pagi setiap hari, aku ke kamarnya dan menggesek-gesekan burungku di antara kakinya, butuh waktu 30 menit untuk muncrat di kakinya, kemudian akau keluar tiduran sambil menunggu apa yang akan terjadi. Jam 7 pagi ibuku bangun terus mandi. Aku keluar kamar terus ke dapur. Dia sedang sarapan dan bicaranya wajar seperti tidak ada apa-apa sambil mencuci piring. Aku ke kamar mandinya, kulihat celana dalamnya basah kuyup oleh maniku. Sekarang akau yakin sekali, ibuku tahu kelakuanku. Malah aku jadi bingung sendiri, soalnya ibuku tidak memperlihatkan perubahan apapun. Dia pergi ke supermarket dan kembali tiga jam kemudian. Aku masih memikirkan apa yang akan kulakun dengan ibuku malam ini. Kita nonton TV, kemudian ibuku bilang akan pergi tidur. Kutunggu hampir 2 jam, biar dia tidur nyenyak dulu. Kemudian masuk kamarnya dan kulihat dia tidur berselimut. sialan.., rupanya dia tidak suka aku kerjain. Aku sudah tegang banget, kuambil vaseline kuoleskan ke burungku kemudian akau naik keranjang. Dia tidur tengkurap dengan kakinya terbuka sangat lebar. Kucoba singkap selimutnya agar bisa mengocok di antara kakinya. Ketika kusingkap selimutnya, jantungku hampir berhenti berdenyut, dia telanjang bulat! Aku lihat vaginanya dengan jelas dan bibir vaginanya kelihatannya begitu hangat. Dengan tangan gemetaran kusentuh vaginanya perlahan kemudian kuusap-usap dengan lembut. Lama-lama vaginanya semakin basah, kemudian kutarik kedua kakinya berlawanan sehingga kakinya semakin membentang lebar. Tiba-tiba dia bergerak, posisinya menjadi miring membelakangiku. Tapi kedua kakinya masih terbuka lebar. Aku berbaring di belakangnya dan mulai mengocokkan burungku di antara kakinya dan kucoba menyentuh vaginanya. Dia tidak bergerak ketika perlahan-lahan burungku masuk makin dalam ke vaginanya. Aku mulai memompanya keluar masuk perlahan- lahan, kudengar dia mendesah kayaknya sedang mimpi. Aku nggak tahan lagi, sehingga kocokanku semakin keras dan cepat. Kurasakan cairan di vaginanya semakin deras. Aku juga merasakan sudah waktunya akan orgasme, tiba-tiba dia melepaskan burungku dari vaginanya sehingga maniku berhamburan di bibir vaginanya. Kemudian dia tidur lagi telentang dengan kedua kakinya dirapatkan. Kulihat kedua teteknya yang besar. Kemudian kujilat dan kuhisap- hisap. Ibuku mendesah-desah ketika kuhisap putingnya. Aku mulai menggesek-gesekan burungku lagi dan air maniku berceceran di antara teteknya. Aku kembali kekamarku dan sulit kupercaya apa yang telah terjadi aku telah ngentotin ibuku. Kemudian aku tertidur dengan nyenyak sekali. Pagi harinya kulihat ibuku memakai daster. Kulihat juga puting susunya di balik dasternya yang tipis. Dia tidak ngomong apapun tentang semalam. Heran.., kenapa dia melepaskan vaginanya sebelum aku orgasme. Aku masih takut-takut untuk mulai ngomong denganya. Siangnya ibuku pergi dengan temannya untuk menghadiri pesta perkawinan. Jam 11 malam baru pulang, mungkin jalan-jalan dulu. Dia bilang sangat lelah sekali dan ingin tidur dengan nyenyak. Ketika ngomong begitu dia tersenyum manis sekali kemudian menciumku dan bilang selamat malam. Kutunggu hampir 1 jam, kemudian kulepas semua pakaianku kemudian kekamar ibuku, pintunya terbuka. “Wwaaw..!, Dia tidur telanjang tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Tidurnya telentang dengan kedua kakinya terbuka sangat lebar. Aku berlutut di antara kedua kakinya dan mulai mengelus-elus vaginanya dengan tangan sebelahnya kuusap-usap putingnya. Vaginanya semakin basah saja dan burungku semakin keras. Kuarahkan burungku ke vaginanya, “Hmm…, nikmatnya”, dan dia kudengar mendesah juga. Kurasakan otot vaginanya meremas-remas burungku sehingga aku mulai memompa lebih cepat dan keras. Aku hisap putingnya juga. Ibuku terbangun!, dengan suaranya yang perlahan nyaris tak terdengar dia bilang, “Oh.., Ikin apa yang kamu lakukan?, aku ibumu”. “Aku sangat mencintaimu Mam dan aku akan ngentotin Mami jika Mami menginginkanya juga” Kemudian dia bilang sambil mendesah, “Ok, tapi jangan semprotkan di dalam, Aku tak mau dihamili anaku sendiri”. Ketika kudengar itu, kugenjot semakin keras dan keras. Dia bilang, “Oh Kin, Yang keras lagi dong. Mami suka burung besarmu. Oooh.., Mami mau sampai, Kin, Mami…, ssaammpppaaii…” Kugenjot tambah keras lagi. Kurasakan aku mau sampai juga. “Aku ingin semprotkan di dalam Mam, Akan kusemprotkan semuanya di dalam.” “Jangan kin…, tolong jangan…, Mami tidak pakai kontrasepsi…, ntar Mami hamil anakmu” “Nggak bisa Mam, aku sangat menginginkanya. Sekaranghh Mam…, Mam aku sampai” “Kin manimu panas sekali, Mami suka sekali sayang.” “Tapi.., iyer.., terus sayang.., teruskan..,a..aahh” Ternyata dia sangat menyukainya, so kita ngentot tiap hari sampai ayahku pulang. Setelah itu, kita selalu tidur sekamar kalau ayah keluar kota lagi. Sekarang umurku 18. Ibuku 38 dan kita masih ngentot terus. Ibuku hamil, tapi dia putuskan untuk mengugurkannya karena dia tidak ingin punya bayi dariku. Tapi dia bilang, boleh ngentotin dia terus kalau ayah bepergian. Baca juga cersex selanjutnya dengan Klik link berikut
itulah sepenggal Cerita Sedarah ML Dengan Ibu Saat Ayah Pergi yang kami bagikan untuk itu, tunggu artikel terbaik dari kami hanya di dirtytaz.com. Terima kasih telah berkunjung di Blog kami